Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 44 imigran asal Sri Lanka diizinkan turun dan berteduh di sebuah tenda di pantai Lhoknga, Aceh Besar sejak Sabtu pagi. Kapal imigran ini mengalami kerusakan mesin hingga kandas di bibir pantai. Para imigran mengaku mereka ditinggal nakhoda kapal saat berada di perairan internasional.
"Kapten kapal melarikan diri di perbatasan India," kata Sudha, salah satu imigran saat ditemui di lokasi, Sabtu (18/6/2016).
Baca Juga
Sudha, perempuan 25 tahun yang kini sedang hamil enam bulan mengatakan dia bersama para imigran lainnya berlayar dari India dengan tujuan Christmas Island di Australia. "Kami sudah berada di laut selama sebulan," ungkap dia.
Advertisement
Untuk mencapai pulau harapan itu, Sudha dan kawan-kawannya harus membayar mahal kepada agen perjalanan. "Itu uang yang banyak," ujar Sudha.
Christmas Island menjadi tujuan utama mereka karena berharap bisa mendapat kehidupan yang lebih baik di tempat itu. "Kami ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik," tegas Sudha.
Para imigran ini pun bersikukuh melanjutkan perjalannan mereka menuju Australia. "Kalau kembali ke India, kami akan mati. Kami tidak suka India," ujar Sudha.
Hal senada juga diutarakan imigran lainnya Fakky Sharen. "Mohon, bantu kami. Kalau tidak kami akan mati," ujar dia sambil bersimpuh di kaki anggota Komisi III DPR Nasir Djamil yang berkunjung ke lokasi imigran yang terdampar itu.
Fakky juga memohon agar diberikan kapal pengganti, sebab kondisi kapal mereka sudah tidak memungkinkan lagi untuk melaut.
Selama sepekan terakhir para imigran yang terdampar ini tidak diizinkan turun di daratan Aceh. Tadi pagi mereka diizinkan turun untuk sementara. Kini para pencari suaka itu ditampung dalam tenda dan dijaga ketat pihak keamanan.