Pantang Menyerah: Kisah Drummer Tunanetra Peraih Rekor Muri

Permas Alamsyah mengubah keterbatasan menjadi kekuatan dan menekuninya secara profesional.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jul 2016, 14:29 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2016, 14:29 WIB
Permas Alamsyah
Permas Alamsyah mengubah keterbatasan menjadi kekuatan dan menekuninya secara profesional.

Liputan6.com, Jakarta - Para personel band Grasshoper tampak menikmati aksinya saat tampil di salah satu kafe di Jakarta. Sang drummer pun tak kalah asyik.

Namun seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (29/7/2016), pandangannya tidak ke depan, melainkan bergerak seakan menari mengikuti irama lagu.

Ia adalah Permas Alamsyah atau biasa dipanggil Alam, sang drummer tunanetra Grashooper. Meski tunanetra, Alam tidak minder atau berputus asa untuk menuntut ilmu seperti anak normal lain.

Selama tiga tahun Alam menimba ilmu di sekolah umum. Ia pun menunjukkan kecerdasannya tidak hanya berprestasi di mata pelajaran umum, namun juga dalam bidang kesenian, terutama musik.

Dari sekolah di SMAN 2 Bekasi, Jawa Barat, Alam mulai bekerja sebagai penabuh drum profesional dan manggung di sejumlah kafe.

Saat ini karier Alam di dunia musik mulai diperhitungkan. Hal ini dibuktikan dengan diberikannya penghargaan nasional Museum Rekor Indonesia (Muri), sebagai penabuh drum profesional tunanetra satu-satunya di Indonesia.

Di tengah kesibukannya sebagai penabuh drum profesional, Alam bersama temannya mendirikan Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI). Komunitas ini bertujuan membantu penyandang disabilitas.

Permas Alamsyah mengubah keterbatasan menjadi kekuatan dan menekuninya secara profesional.

Kini ayah enam anak itu membuktikan, keterbatasan fisik bukan alasan untuk menyerah dan bukan halangan untuk menggapai masa depan yang lebih cerah.

Saksikan kisah perjuangan Permas Alamsyah dalam Pantang Menyerah yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (29/7/2016), di bawah ini: 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya