Jokowi: Indonesia Butuh Estafet Kepemimpinan yang Baik

Jokowi bisa menyebut Indonesia berada pada salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 24 Feb 2017, 15:34 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2017, 15:34 WIB
Jokowi
Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi ingin ekonomi Indonesia terus menunjukkan kemajuan. Namun, menurutnya, hal ini hanya bisa dilakukan bila estafet kepemimpinan berjalan baik.

Jokowi sudah meminta prakiraan kondisi Indonesia pada 2045 atau tepatnya saat 100 tahun kemerdekaan Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani menghitung kondisi ekonomi Indonesia saat mulai jumlah penduduk, Produk Domestik Bruto (PDB), dan pendaptan per kapita orang Indonesia saat itu.

Jumlah penduduk Indonesia diperkirakan 309 juta orang. PDB bila ekonomi atas 5 persen atau stabil di 5 persen mencapai US$ 9,1 triliun atau US$ 120 ribu. Pendapatan per kapita mencapai US$ 29 ribu. Naik hampir 10 kali lipat dibanding saat ini yang hanya US$ 3.450.

"Itu kalau tidak ada goncangan-goncangan politik," kata Jokowi saat membuka Tanwir Muhammdiyah di Ambon, Maluku, Jumat (24/2/2017).

Dengan perkembangan yang sangat baik ini, Jokowi bisa menyebut Indonesia berada pada salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Indonesia berada di posisi empat dunia dengan ekonomi terbaik.

"Tapi memang sekali lagi ini butuh konsistensi, kerja keras, dan sebuah estafet yang baik. Artinya, ada budaya estafet dari pemimpin sebelumnya ke pemimpin berikutnya," ujar Jokowi.

"Jangan mulai dari TK lagi, mulai dari awal lagi. Ini harus diestafetkan dengan baik sehingga angka yang diestafetkan pada saya betul-betul bisa kita pegang," Jokowi memungkasi.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya