Wasekjen PWNU: Radikalisme Akibat dari Kurangnya Pemahaman Agama

Menurut Wasekjen PWNU, ada kelompok radikal yang memasukkan pemahaman agama ke kondisi sosial dan politik.

oleh Ika Defianti diperbarui 14 Apr 2017, 03:47 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2017, 03:47 WIB
20170413-nu-jakarta-radikalisme
Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husny Mubarok Amir soal radikalisme. (Liputan6.com/Ika Defianti)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta Husny Mubarok Amir mengatakan radikalisme dapat terjadi akibat kurangnya pemahaman seseorang akan agama. Baik itu kitab suci Alquran maupun hadis.

"Bagi NU, radikalisme agama kita anggap sebagai musuh bersama. Serta berawal dari pemahaman agama seseorang tanpa memperdulikan konteks atau keadaan saat ini," kata Husny di Hotel Fave, Jakarta Timur, Kamis 13 April 2017.

Menurut dia, saat ini, terdapat beberapa kelompok radikal yang memasukkan pemahaman agama ke kondisi sosial dan politik.

"Jadi parahnya, mereka mempolitisasi sedemikian rupa dengan hal-hal yang seharusnya menjadi ruang ritual pribadi. Seperti halnya label kafir, sesat dan cacian atas nama agama," tutur Husny.

Oleh karena itu, Husny mengimbau masyarakat terutama kiai dan ulama, agar dapat membawa Islam secara damai sehingga tidak memperuncing isu radikalisme.

"Kita dapat memberikan pemahaman yang baik, jangan sampai ada yang mempolitisasi masjid hingga mengkafirkan sesama muslim," Husny menandaskan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya