DPR RI Jadi Parlemen Paling Terbuka Se-ASEAN

Penyedia jasa pengembangan teknologi untuk AIPA mengatakan DPR merupakan parlemen paling terbuka diantara negara Asia Tenggara (ASEAN).

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 10 Agu 2017, 18:33 WIB
Diterbitkan 10 Agu 2017, 18:33 WIB
DPR RI Jadi Parlemen Paling Terbuka Se-Asean
Penyedia jasa pengembangan teknologi untuk AIPA mengatakan DPR merupakan parlemen paling terbuka diantara negara Asia Tenggara (Asean).

Liputan6.com, Jakarta Koordinator Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) Bernardo R. Agawin, sebuah penyedia jasa pengembangan teknologi untuk AIPA yang dinaungi lembaga swadaya Jerman, mengatakan DPR merupakan parlemen paling terbuka diantara negara Asia Tenggara (ASEAN).

Hal ini dinyatakannya saat menjadi narasumber AIPA Connect Roadshow yang diselenggarakan Biro Kerja Sama Antar Parlemen Sekretariat Jenderal DPR RI bekerja sama dengan Sekretariat ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (09/8).

Dalam studi yang dilakukan pemerintah Jerman, Bernard menyampaikan Parlemen Indonesia menempati urutan pertama kategori parlemen tertransparan diantara parlemen negara kawasan. Sebab, dalam praktiknya, parlemen Indonesia sangat terbuka kepada stakeholdernya.

“Kami mengukur bagaimana aspek transparansi dalam proses penganggaran, kami melakukan studi, dan ternyata Indonesia peringkat teratas karena memiliki praktik yang sangat terbuka, transparan kepada stakeholdernya,” jelas pria asal Filipina ini.

Lebih lanjut, menurutnya, hal ini juga didukung dengan keterbukaan DPR RI terhadap perkembangan teknologi informasi.

“Misalnya DPR punya media online dan TV Parlemen, sehingga masyarakat bisa mencermati apa yang sedang dibahas dan ke arah mana politik anggaran diarahkan,” sambungnya.

Sementara itu, masih dikemukakan dia, tujuan diadakannya AIPA Connect Roadshow ini sejalan dengan keinginan untuk mengintegrasikan negara ASEAN. Melalui AIPA Connect, sebagai platform elektronik, akan memfasilitasi jalur komunikasi bagi user untuk memungkinkan pengguna belajar dan berbagi informasi. Sebagaimana tujuan AIPA untuk menggagas ASEAN Connectivity pada tahun 2025.

Hal senada diungkapkan Biro KSAP Endah Tjahjani Dwirini R., konektivitas menjadi hal yang signifikan, khususnya dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Menurutnya, platform AIPA Connect akan mempermudah tukar-menukar informasi. Tidak hanya tentang produk legislasi, tetapi jauh ke depan, masing-masing bisa mempelajari sistem parlemen tiap-tiap negara kawasan.

“Sebab itu, acara ini dihadiri teman-teman peneliti, Karena mereka sering terkendala mendapatkan bahan saat melakukan penelitian. Nah, dengan AIPA Connect, kita punya koneksi ke semua parlemen, sehingga bisa mempermudah kajian bagi peneliti dan tenaga ahli," ungkap Endah.

Indonesia adalah negara ke-7 dari rangkaian AIPA Connect Roadshow. Sebelumnya, Sekretariat AIPA telah berkunjung ke negara AIPA lainnya, yaitu Manila, Hanoi, Bangkok, Na Pyi Taw, Phnom Penh dan Bandar Seri Begawan.

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya