Liputan6.com, Jakarta - Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat ini tengah merancang beberapa megaproyek pembangunan infrastruktur di Jakarta. Contohnya, Jakarta Integrated Tunnel (JIT) atau Tol Bawah Tanah.
JIT sebelumnya sudah pernah direncanakan ketika tampuk kepemimpinan Jakarta dipegang oleh Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kala itu, nama proyek ini adalah Deep Tunnel atau Terowongan Raksasa.
Baca Juga
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, proyek JIT saat ini tetap memiliki perbedaan dengan rencana pembangunan Deep Tunnel yang dirancang Jokowi-Ahok.
Advertisement
"Ini Jakarta Integrated Tunnel berbeda. Ini (kedalamannya) hanya antara 7-15 meter," ucap Sandiaga di Masjid At Taqwa, Jakarta selatan, Jumat 19 Januari 2018.
Kendati demikian, orang nomor dua di DKI tersebut tidak menampik bahwa JIT yang direncanakan saat ini merupakan lanjutan dari proyek Deep Tunnel yang belum terealisasi.
"Untuk yang diajukan JIT, jadi ini adalah tunnel terpadu. Kita mendapat laporan bahwa proposalnya sudah selesai dan itu dilakukan atas (waktu itu) arahan dari Bapak Jokowi ketika menjadi gubernur," ujar Sandiaga.
Nantinya, JIT akan terdiri dari dua ruas, yaitu ruas Balaikambang-Manggarai dan ruas Ulujami-Tanah Abang.
Progresnya sendiri menurut Sandiaga, saat ini telah selesai dilakukan studi kelayakan.
"Oleh Pak Ahok, Jakarta Integrated Tunnel sudah diberikan surat tugas untuk menyelesaikan feasibility study-nya. Nah feasibility study-nya sudah selesai," kata dia.
Menurut Sandiaga, yang tengah disiapkan Pemprov DKI saat ini adalah kesepakatan business to business dengan PT Jakarta Tollroad Development (JTD) sebagai pihak pengembang. Setelah adanya kesepakatan tersebut juga izin dari Kementerian PU, barulah proyek ini dapat mulai berjalan.
"Ini (pembangunan) dimulai, menunggu kesepakatan dengan JTD, setelah itu selesai, harus mendapatkan izin dari Kementerian PU," ucapnya.
Telan Biaya Rp 40 Triliun
Mengenai dana yang yang ditaksir, diperkirakan mencapai Rp 40 triliun. Namun politikus Gerindra ini mengaku, tidak akan membebani anggaran APBD. Nantinya, pembiayaan akan murni dikelola pihak swasta.
"Biar mereka bisa secara independen menggalang dana dari perbankan maupun investor," katanya.
Proyek ini memang serupa, tapi tak sama dengan rencana Deep Tunnel pada era kepemimpinan Jokowi-Ahok. Jika JIT direncanakan memiliki kedalaman 7-15 m, megaproyek Jokowi-Ahok dulu rencananya akan memiliki kedalaman 50 m.
Lebih jauhnya, proyek ini sebenarnya telah direncanakan sejak lama. Bukan saja pada era Jokowi - Ahok, rencana ini telah ada sejak Gubernur Sutiyoso masih memimpin Jakarta. Kala itu nama yang diberikan adalah Deep Tunnel Reservoir System (DTRS).
Saksikan video di bawah ini:
Advertisement