Liputan6.com, Bogor - Bogor Street Festival Cap Go Meh sangat meriah. Meski diguyur hujan, ribuan warga tetap antusias menyaksikan Bogor Street Festival Cap Go Meh di Jalan Suryakancana, Kota Bogor.
Mereka rela hujan-hujanan sambil menggunakan payung atau jas hujan. Bogor Street Festival Cap Go Meh sendiri dibuka sekitar pukul 16.30 WIB.
Baca Juga
Berbagai bentuk seni dan budaya memeriahkan dan mewarnai ajang budaya pemersatu bangsa ini. Tak hanya menghadirkan bentuk kesenian karnaval dari Kota Bogor, tetapi juga mendatangkan bentuk kesenian dari Jawa Barat dan bahkan budaya nusantara.
Advertisement
Pendukung acara dari Jawa Barat yang ikut memeriahkan di antaranya seni Gerakan Nyere (Genye) dari Purwakarta, Ngarak Posong dari Cianjur dan Bebegig Baladewa dari Ciamis.
"Kota Bogor perlu melakukan apresiasi dan menghadirkan berbagai bentuk kesenian khas yang ada di Jawa Barat sebagai salah satu upaya menghidupkan dan melestarikan kebudayaan di tatar Sunda," ujar Jemmy Carter, Koordinator Bidang Acara Bogor Street Festival Cap Go Meh 2018, Jumat (2/3/2018) petang.
Genye Purwakarta merupakan salah satu kesenian khas Purwakarta yang mengedepankan unsur tradisional seperti nyere (sapu lidi), ayakan, injuk, dan lain-lain sebagai material penciptaan karya.
Kreasi Genye akan disertai manusia lumpur dan serombongan penari Genye menggunakan sapu lidi yang dimaknai sebagai ajakan untuk membersihkan diri. Kesenian ini diiringi alat musik bedug, dogdog, timbalis, genjring, terompet dan gong yang menawarkan ritme dinamis.
Sementara Ngarak Posong dari Sanggar Hiburan Barudak (Hibar) akan memperlihatkan berbagai ukuran alat penangkap belut yang disebut posong, diiringi gerak tarian dan musik yang atraktif sebagai tradisi dan kesenian khas yang diangkat dari masyarakat Cibeber, Cianjur setelah masa panen padi berakhir dan menjelang masa tanam.
Tak kalah menarik, Bebegig Baladewa dari Ciamis juga akan menyajikan tari-tarian dengan kostum berbahan serabut kelapa atau ijuk dan menggunakan topeng kepala singa seperti Topeng Barong. Kesenian yang dilatari perayaan panen ini akan menonjolkan topeng unik berambut gimbal dari susunan bunga rotan atau bunga caruluk yang disebut bubuai.
Keseruan Bogor Street Festival Cap Go Meh 2018 juga akan semakin memuncak dengan kehadiran Sanggar Etnik Daya Sora (EDAS) yang menampilkan karya Bonge Saleor. Bonge Saleor merupakan akronim dari "Boboko-Ngentep" Saleor.
Pujian Ketua MPR
Sementara itu, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, Festival Cap Go Meh (CGM) 2018 di Kota Bogor mencerminkan toleransi antar umat beragama yang ada di Indonesia.
"Kita lihat inilah Indonesia. Indonesia adalah masyarakat yang toleran, bangsa yang ramah, saling menghormati dan menghargai," kata Zulkifli dalam sambutan pada Street Festival CGM 2018, Jumat petang.
Zulkifli menambahkan, keberagaman suku maupun golongan itulah Indonesia. Berbeda-beda namun tetap satu.
"Di sini juga kita lihat panitia dari latar belakang berbeda, terlihat indah perpaduan keragaman itu. Itulah Indonesia," ujar Zulkifli.
Politisi Partai Amanat Nasional ini mengajak seluruh masyarakat khususnya Kota Bogor untuk tidak terprovokasi oleh segelintir orang yang berniat memecah belah bangsa melalui isu-isu mengandung SARA.
"Ada sedikit orang yang ingin membentuk opini bahwa kita bangsa intoleran, radikal dan bangsa yang bisa diadu dan dipecah belah," ucap Zulkifli.
"Saya mengajak kalian jadi pelopor melawan aksi seperti itu. Mari bangun Bogor sebagai model dan pelopor untuk memperkuat persatuan di antara kita," tambahnya.
Usai memberi sambutan, Zulkifli turun dari podium dan membuka Bogor Festival CGM 2018 yang ditandai pemukulan bedug. "Dengan mengucap Bismillah, Bogor Festival CGM 2018, resmi dibuka," ucapnya.
Advertisement