Kudatuli, Gus Dur dan Megawati Jadi Simbol Perlawanan ke Orde Baru

Peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli tercatat menjadi salah satu tragedi kelam di era Orde Baru.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 27 Jul 2020, 20:51 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2020, 17:48 WIB
Megawati Sampaikan Pentingnya Menjaga Keutuhan Bangsa
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri memberikan pidato saat mengahadiri pembukaan Kongres V PDIP di Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019). Dalam sambutannya Megawati menyampaikan pesan Bung Karno akan pentingnya menjaga keutuhan bangsa saat Pemilu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa kerusuhan 27 Juli 1996 atau Kudatuli tercatat menjadi salah satu tragedi kelam di era Orde Baru. Kala itu, terjadi serangan terhadap Kantor DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri di Jakarta yang memicu serangan balasan terhadap kekuatan pendukung Soeharto di berbagai daerah. 

Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Luqman Hakim memiliki memori sejarah terkait peristiwa Kudatuli. Ia menilai, peristiwa berdarah ini menjadi bagian dari kristalisasi perlawanan rakyat di berbagai daerah terhadap rezim otoriter Orde Baru.

"Jauh sebelumnya, kelompok-kelompok kecil mahasiswa dan rakyat sudah bergerak sporadis di berbagai daerah dengan berbagi isu terkait penindasan rakyat oleh rezim. Sasaran utamanya, menjatuhkan rezim otoriter Orde Baru," kata Luqman, Senin (27/7/2020).

Luqman yang juga Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan PP GP Ansor ini mengatakan, simbol perlawanan terhadap Orde Baru tidak luput dari dua tokoh bangsa yakni KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati Soekarnoputri.


Soeharto Mundur

Kedua tokoh ini menjadi kunci perlawanan rakyat terhadap kesewenang-wenangan penguasa Orde Baru. Hingga akhirnya demokratisasi bisa dimulai di Indonesia.

"Gus Dur dan Megawati, kedua tokoh ini menjadi simbol perlawanan terhadap orde baru. Selama Orba berkuasa, kaum Nahdliyin dan Marhaenis adalah elemen paling ditindas. Puncaknya, 21 Mei 1998, Soeharto dipaksa mundur oleh gerakan rakyat dan mahsiswa. Dimulailah era demokrasi di negeri ini," kata Luqman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya