BMKG: NTT Akan Alami Hari Tanpa Hujan yang Sangat Panjang

Curah hujan dasarian I September 2018 menunjukkan, seluruh wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm).

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2018, 09:32 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2018, 09:32 WIB
13 Kabupaten/Kota di NTT Darurat Kekeringan
Kemarau panjang yang melanda Indonesia, termasuk di Nusa Tenggara Timur (NTT), membuat 13 kabupaten/kota di NTT kini dalam kondisi darurat kekeringan. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang menyebutkan, wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya akan mengalami hari tanpa hujan (HTH) dengan kategori sangat panjang (31-60 hari).

"Terdapat wilayah yang mengalami hari tanpa hujan dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," kata Kepala BMKG Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang, Apolinaris Geru di Kupang, Rabu (12/9/2018).

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) berturut-turut dasarian I September 2018.

Wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan ekstrem adalah Kabupaten Nagekeo (sekitar Rendu), Kabupaten Rote Ndao (sekitar Olafulihaa), Kabupaten Kupang (sekitar Hueknutu dan Kupang) dan Kabupaten Belu (sekitar Weluli).

Dia menambahkan, curah hujan dasarian I September 2018 menunjukkan, seluruh wilayah NTT mengalami curah hujan dengan kategori rendah (0-50 mm).

Mengenai peluang curah hujan, dia menyebutkan berdasarkan peta prakiraan, peluang curah hujan dasarian II September 2018 diketahui bahwa pada umumnya wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 mm sebesar 90-100 persen.

BMKG juga mengimbau masyarakat di provinsi berbasis kepulauan NTT itu untuk melakukan penghematan air, baik untuk konsumsi maupun untuk pertanian.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penyediaan Air Bersih

Kekeringan sudah melanda desa Sukahurip, Garut
Kekeringan sudah melanda desa Sukahurip, Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Penghematan penggunaan air ini penting dilakukan mengingat, saat ini NTT berada pada puncak musim kering dan berdampak pada masalah kekurangan air bersih.

"Hal yang harus dilakukan masyarakat adalah menghemat penggunaan air," kata Apolinaris seperti dilansir Antara.

Selain penghematan penggunaan air, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah dengan menyediakan air bersih pada daerah-daerah yang rawan kekeringan.

"Kondisi ini sudah berlangsung dari tahun ke tahun, sehingga saya yakin pemerintah sudah punya persiapan. Tinggal dibantu dengan kesadaran masyarakat," pungkas Apolinaris.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya