Kemenag Tingkatkan Pelayanan Jemaah Haji 2020, Apa Saja?

Kendati banyak peningkatan layanan haji, Menag mengatakan tidak ada penambahan biaya perjalanan haji pada tahun ini.

oleh Yopi Makdori diperbarui 18 Feb 2020, 18:51 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2020, 18:51 WIB
Bus Shalawat yang mengantar jemaah haji dari pemondokan menuju Masjidil Haram (foto: Bahauddin/MCH2019)
Bus Shalawat yang mengantar jemaah haji dari pemondokan menuju Masjidil Haram (foto: Bahauddin/MCH2019)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Agama atau Kemenag mengaku kepuasan akan layanan haji dan umrah begitu tinggi. Kendati begitu, hal ini tidak menyurutkan kementerian di bawah arahan Menteri Agama Fachrul Razi itu berpuas diri.

Sebaliknya, di bawah kepemimpinan Fachrul Razi, Kemenag melakukan peningkatan inovasi pelayanan haji dan umrah. Salah satunya adalah dengan penguatan manasik haji, yakni dengan program manasik sepanjang tahun serta sertifikasi pembimbing ibadah haji.

"Manasik sepanjang tahun pada 2020 ditargetkan bisa dilaksanakan di 34 provinsi. Sampai saat ini sudah terselenggara di 13 provinsi. Dengan program ini dapat setiap waktu mengikuti bimbingan manasik haji," kata Menag dalam sesi jumpa pers di Kantor Kemenag, Jakarta, Selasa (18/2/2020).

Bukan hanya itu, demi mempermudah kepulangan dan keberangkatan jamaah haji asal Jawa Barat, mulai tahun ini jamaah haji asal Jabar berangkat dan pulang haji melalui Bandara Kertajati, Jawa Barat.

"Kemenag juga tengah membangun Asrama Haji Jawa Barat di Indramayu yang diharapkan dapat digunakan pada musim haji 2021," papar dia.

Inovasi selanjutnya adalah dengan penambahan layanan fast track atau jalur cepat keimigrasian. Di mana fast track ini bisa dilakukan juga di Bandara Juanda, Surabaya. Dari sebelumnya hanya bisa dilakukan di Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang.

"Dengan fast track, proses keimigrasian akan dilakukan di Bandara Soeta dan Juanda, sehingga saat tiba di Bandara Jeddah atau Madinah, jamaah tidak perlu antre lama. Bisa langsung menuju bis untuk diantar ke hotel," jelas Menag Fachrul Razi.

Pada tahun ini, lanjut Fachrul Razi, pihaknya juga menambah alokasi kuota untuk memprioritaskan lansia. Di mana di tahun ini Kemenag mengalokasikan satu persen dari total kuota haji untuk para lansia. Dia menjelaskan bahwa ada tiga kategori yang akan mengisi kuota satu persen lansia pada tahun ini, yakni usia di atas 95 tahun dan masa tunggu lima tiga tahun dengan jumlah 441 orang.

"(Kemudian) lansia berusia 85 hingga 95 tahun dengan masa tunggu lima tahun sejumlah 1.505 orang; kategori terakhir lansia usia 75 hingga 85 tahun dengan masa tunggu 10 tahun berjumlah 94 orang," beber dia.

Kuota satu persen, lanjut Menag, di luar jamaah haji lansia yang memang secara administratif akan berangkat tahun ini. Menurut dia, ada sekitar 33 ribu jamaah lansia yang berhak lunas tahun ini sesuai dengan urutan porsinya.

"Jadi jika digabung total ada 35 ribu jamaah haji lansia yang akan berangkat tahun ini," ungkap dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tambah Layanan Konsumsi

Sementara untuk inovasi layanan haji di luar negeri, Menag menjelaskan bahwa pihaknya telah menambah layanan konsumsi di Mekkah dari 40 menjadi 50 kali, sehingga jemaah bisa lebih fokus untuk mempersiapkan ibadah puncak haji.

Di samping itu, menurut Menag pihaknya juga telah meminta kepada pihak Kerajaan Arab Saudi untuk menambah layanan VIP Lounge di Bandara Jeddah dan Madinah. Tahun lalu, layanan tersebut baru dinikmati oleh 55 kloter haji saja.

"Menambah layanan toilet jamaah haji di Mina. Saat ini Arab Saudi tengah membangun 60 ribu toilet di Mina, kami sudah melobi Menteri Haji Arab Saudi untuk memprioritaskan pembangunan toilet tersebut pada kawasan tenda jamaah jamaah haji Indonesia," ungkap Menag.

Kendati begitu banyak peningkatan layanan haji, Menag mengatakan tidak ada penambahan biaya perjalanan haji pada tahun ini. "Atau sama dengan tahun lalu, rata-rata sebesar Rp 35. 235.602," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya