PSBI Berikan 3.500 Paket Bantuan untuk Warga Terdampak Covid-19 di Samosir

PSBI menggelontorkan 750 unit alat-alat kesehatan dan 3.500 paket bantuan kepada masyarakat terdamapk Covid-19 di Kabupaten Samosir.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2020, 19:39 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2020, 18:34 WIB
PSBI
Penyerahan bantuan alat kesehatan oleh PBSI di halaman Geopark Kaldera Toba, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabuapten Samosir, Kamis (29/10/2020). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) menggelontorkan 750 unit alat-alat kesehatan dan 3.500 paket bantuan kepada masyarakat terdamapk Covid-19 di Kabupaten Samosir. Penyerahan secara simbolis dan terbatas dilangsungkan di halaman Geopark Kaldera Toba, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabuapten Samosir, Kamis (29/10/2020).

Pemberian 750 unit alat kesehatan berupa PCR Swab, Swab anti Gen, Rapid test, masker, alat pelindung wajah, disinfektan, betadine, eukaliotus, dan lainnya.

"Kita menyadari bahwa begitu dalam penderitaan dalam hal menghadapi covid-19. Kami dari PSBI yang berasal dari Samosir, dan di Pusut Huhit inilah berawal marga-marga suku Batak. Karena itu, rasa kebersamaan bersama masyarakat Samosori, rasa peduli, kami memberikan bantuan berupa alat-alat kesehatan dan bingkisan kasih sembako yang jumlahnya sekitar 3.500 paket. Kami berikan bantuan secara periodik, seperti ke rumah ibadah katolik dan protestan. Ini sebagai rasa cinta kasih dengan sesama," ujar Ketua Umum PSBI Effendi Muara Sakti Simbolon yang didampingi istri Desy Trinita Tobing kepada wartawan.

Ia menyebutkan di Kabupaten Samosir terdapat 9.000 KK. Pada Juli lalu, PSBI sudah menggelontorkan bantuan sebanyak tujuh ribu paket di 33 sektor. Effendi yang juga Anggota DPR RI mengatakan, bantuan yang diberikan bukan hanya untuk marga Simbolon saja tetapi untuk semua masyarakat di Samosir.

Penyerahan bantuan itu sebagai bentuk dukungan PSBI kepada pemerintah terutama tenaga medis dan dokter dalam menangani pasien covid-19. Terlebih Kabupaten Samosir merupakan salah satu destinasi pariwisata primadona dengan Danau Toba-nya yang telah diakui oleh Eksekutif United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang idealnya menjadi zona hijau.

Pemberian bantuan tersebut dihadiri Direktur Rumah sakit Daerah (RSUD) Adrianus Sinaga, Friska Situmorang.

"Kami mendengar dari Direktur RS Samosir, mereka berharap pemerintah pusat Kementerian Kesehatan dan BNPB dan satgas bisa menyiapkan dan menyediakan peralatan lanjutan laboraotium," ucapnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Permintaan Laboratorium

Pihak rumah sakit sudah membuat proposal terkait permintaan laboratorium untuk mendukung Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara dalam menekan angka sebaran kasus sekaligus memenuhi target uji lab yang diberikan oleh WHO 2500 spesimen per hari. Namun Kementerian Kesehatan RI belum menanggapi permintaan tersebut.

"Kami akan mengunjungi menkes dan Satgas Covid-19 agar ini menjadi atensi dan jumlah lab di Sumatera Utara ditambah dari yang sudah ada,” ucapnya.

Direktur RSUD Adrianus Sinaga, Friska Situmorang, menyebutkan, per 28 Oktober 2020 pukul 16.00 WIB, kasus covid-19 yang tercatat di Kabupaten Samosir ada 33 kasus, konfirmasi 5, sembuh 26, dan meninggal 2 orang. Meski angka itu terbilang kecil, pihak rumah sakit berharap pemerintah menyediakan laboratorium untuk mendeteksi dini kasus penyebaran covid-19. Mengingat sejak memasuki era normal baru, kawasan wisata Samosir ramai dikunjungi wisatawan lokal.

Lebih detail Friska Situmorang menjelaskan, keterbatasan alat menyebabkan pihaknya harus menunggu hasil swab selama minimal 8 hari. "8 hari hasilnya, sangat tidak efektif. Tolong kami dibantu dengan proposal yang sudah kita kirimkan ke Kementerian Kesehatan. Ini sangat kami butuhkan. Ruangan sudah kami siapkan, dan kami berharap hasil test lab bisa lebih cepat dan membantu kami nantinya," ucapnya di hadapan Effendy MS Simbolon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya