Liputan6.com, Jakarta - Gempa dengan kekuatan magnitudo 6,2 menggetarkan Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat dini hari tadi pukul 02.28 WIB, Jumat (15/1/2021).
Gempa tersebut merupakan rangkaian yang terjadi sebelumnya. Meski gempa dengan kekuatan magnitudo besar sudah terjadi, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM meminta kepada masyarakat tetap waspada.
Baca Juga
"Apabila terdapat retakan tanah pada bagian atas perbukitan akibat guncangan gempa bumi, agar waspada terhadap kemungkinan terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu guncangan gempa bumi dan curah hujan tinggi," ujar Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani dalam keterangan tertulis.
Advertisement
Senada, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi terjadinya gempa susulan. Hal tersebut disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dwikorita menyebut, kemungkinan akan terjadi gempa susulan yang sama kuat seperti gempa yang terjadi pada pukul 01.28 WIB.
Berikut 4 imbauan usai gempa besar yang guncang Majene dihimpun Liputan6.com:
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PVMBG Minta Masyarakat Majene Tetap Waspada
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM meminta kepada masyarakat di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, tetap waspada terhadap gempa bumi susulan.
Menurut Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani, masyarakat Kabupaten Majene diimbau tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat. Kasbani mengatakan bagi masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan agar mengungsi ke tempat aman.
"Apabila terdapat retakan tanah pada bagian atas perbukitan akibat guncangan gempa bumi, agar waspada terhadap kemungkinan terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu guncangan gempa bumi dan curah hujan tinggi," ujar Kasbani dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Jumat, (15/1/2021).
Kasbani menyebutkan kondisi geologi daerah di Kabupaten Majene dan sekitarnya Provinsi Sulawesi Barat, merupakan morfologi perbukitan hingga perbukitan terjal, lembah dan dataran pantai yang tersusun oleh batuan berumur Pra Tersier (terdiri – dari batuan metamorf, meta sedimen), Tersier (terdiri – dari batuan sedimen, batugamping, gunungapi) dan Endapan Kuarter (terdiri – dari endapan pantai dan aluvial).
Kasbani melanjutkan sebagian batuan berumur Pra Tersier dan Tersier tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan tersebut bersifat urai, lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.
"Selain itu morfologi terjal yang tertutup oleh batuan berumur Pra Tersier dan Tersier yang telah mengalami pelapukan akan berpotensi terjadi gerakan tanah atau longsoran apabila dipicu guncangan gempabumi kuat di daerah ini," kata Kasbani.
Berdasarkan lokasi pusat gempa bumi, kedalaman, dan data mekanisme sumber (focal mechanism) dari Badan Geologi Amerika Serikat (USGS) dan Badan Geologi Jerman (GFZ), maka kejadian gempa bumi tersebut berasosiasi dengan aktivitas sesar aktif di sekitar lokasi pusat gempa bumi berupa sesar naik (dengan kedudukan N 28°E, dip 21° dan rake 104° atau kedudukan N 351°E, dip 16° dan slip 94°).
Kasbani menjelaskan dari data tersebut terlihat bahwa sesar naik ini tergolong sudut landai dan blok bagian timur relatif bergerak naik terhadap blok bagian barat bidang sesar.
"Jalur sesar naik ini berasosiasi dengan lipatan (fold thrust belt) yang banyak terdapat di bagian barat Provinsi Sulawesi Barat. Jalur sesar naik ini diperkirakan menerus ke arah darat," ungkap Kasbani.
Kasbani menerangkan kejadian gempa bumi ini diperkirakan diawali dengan gempa bumi pembuka (foreshock) yang terjadi sebelumnya pada hari Kamis, 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB, dengan magnitudo (M) 5,9.
Â
Advertisement
BMKG Sebut Kemungkinan Terjadi Gempa Susulan Kuat
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di sekitar Majene, Sulawesi Barat untuk tetap mewaspadai ancaman terjadi gempa susulan.
Dwikorita menyebut, kemungkinan akan terjadi gempa susulan yang sama kuat seperti gempa yang terjadi pada pukul 01.28 WIB.
"Ada kemungkinan gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi. Kami mengimbau kepada masyarakat sekitar agar menghindari, saat ini masih siaga, berjaga, jangan berada pada bangunan gedung-gedung tinggi, hindari bangunan tersebut, dikhawatirkan gempa susulan," ujar Dwikorita dalam jumpa pers virtual, Jumat (15/1/2021).
Diketahui, gempa yang terjadi sekitar pukul 01.28 WIB berkekuatan magnitudo 6,2. Dwikorita meminta masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta mengikuti arahan pihak terkait.
"Karena gempanya ini cukup kuat dikhawatirkan, jangan berada di rumah dan masih memungkinkan cukup kuat seperti dini hari tadi. Kami mengimbau masyarakat tetap tenang dan mengikuti arahan," kata dia.
Â
Waspada Kemungkinan Gempa Susulan Diikuti Tsunami
Dwikorita kemudian mengatakan, gempa di Majene, Sulawesi Barat, berpotensi memunculkan tsunami.
Menurut Dwikorita, potensi terjadinya tsunami jika terjadi gempa susulan. Dwikorita mengatakan, jika gempa susulan terjadi dan pusat gempanya berada di pantai, maka tsunami bisa saja terjadi.
"Kalau pusat gempa ada di pantai, memungkinkan terjadinya longsor bawah laut, dapat pula berpotensi tsunami jika ada gempa susulan yang membuat longsor bawah laut," terang dia.
Â
Advertisement
BMKG Minta Masyarakat Jauhi Pantai dan Siapkan Jalur Evakuasi
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau kepada seluruh masyarakat sekitar untuk menjauhi bibir pantai jika terjadi gempa susulan. Dwikorita meminta kepada masyarakat yang berada di pinggir pantai untuk tidak menunggu adanya peringatan dini tsunami jika terjadi gempa susulan.
"Jadi, tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan, tapi apabila kebetulan masyarakat yang ada di pantai, dan merasakan guncangan gempa lagi, segera jauhi pantai, jangan menunggu peringatan dini tsunami," kata dia.
Maka dari itu, dia meminta kepada pihak pemerintah setempat untuk segera menyiapkan jalur dan tempat evakuasi darurat.
"Akan lebih baik jika disiapkan jalur dan tempat evakuasi sementara. Demikian yang saya sampaikan, meski kita harus tetap tenang dan waspada," kata Dwikorita.