Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Maraitawati mengatakan konsep ruang terbuka hijau (RTH) di Jakarta akan menjadi blue and green. Nantinya, setiap RTH difungsikan sebagai tempat menampung air hujan sebagai bentuk pengendaliam banjir.
"Jadi ke depan pengembangan Dinas Pertamanan itu bukan hanya membuat hijau tapi kita mengembangkan biru, jadi green and blue, jadi di mana ada taman-taman kita itu dibuat yang bisa menampung air," kata Suzy di gedung DPRD, Senin (1/3/2021).
Baca Juga
Dia menuturkan fungsi RTH akan terlihat di pemukiman yang rawan banjir. Ia menyebutkan, banjir yang merendam pemukiman warga akan dialirkan ke taman-taman. Sehingga air tidak lagi merendam pemukiman.
Advertisement
Suzy menambahkan kemampuan taman menampung air hujan bervariasi, namun rara-rata berkisar 80 -100 cm.
"Di taman kita tingginya itu bisa 80 cm, itu bisa kita banjirkan," kata Suzy.
Sementara itu, bekas Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini sebelumnya menargetkan 300 ribu lebih sumur resapan dapat dikerjakan pada 2021-2022. Ia juga mengatakan, seluruh dinas diwajibkan memiliki sumur resapan di setiap kantor.
"Kalau 2021-2022 rencana kita tinggal 300 ribu titik dengan anggaran Rp400 miliar," kata Juaini di gedung DPRD DKI, Senin, 22 Februari 2021.
Saat ini, kata Juaini, sumur resapan yang dikelola oleh Dinas SDA sebanyak 2.794 titik. Sementara untuk sumur resapan di bawah dinas lain, ia mengaku tidak mengetahui detil.
Namun yang jelas, Juaini menegaskan, sumur resapan sangat efektif mengendalikan volume banjir Jakarta. Untuk itu, ia memastikan pembuatan sumur resapan periode 2021-2022 dapat terlaksana dengan cepat.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Aset Lahan DKI Jakarta
Juaini menuturkan, untuk pembuatan sumur resapan pada periode 2020 Dinas SDA mengalami kendala akibat minimnya vendor. Pada pekerjaan tahun selanjutnya, 100 vendor siap mengerjakan sumur resapan.
"(Sumur resapan) sangat efektif, yang selama ini sering terjadi genangan di lokasi itu karena ada sumur resapan seperti yang dibilang seperti di depan kantor Kecamatan Jatinegara, biasa ada genangan di badan jalan itu hilang, lari ke sumur resapan itu," kata Juaini.
Dia menambahkan, lokasi terbanyak sumur resapan ada di lahan aset DKI seperti sekolah negeri, kantor kecamatan, Puskesmas.
"Termasuk di lahan lahan punya taman, kalau di taman kita bisa buat lebar, di badan jalan di pinggir-pinggir jalan itu, separator, kita bisa buat yang lebih luas hingga daya tampungnya juga lebih besar," ucapnya.
Â
Reporter: Yunita Amalia
Sumber: Merdeka.com
Advertisement