Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendukung langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengadakan pertemuan tingkat tinggi negara-negara ASEAN guna membahas krisis yang terjadi di Myanmar.
SBY mengatakan, hal itu langkah yang tepat guna merespons krisis politik yang tengah terjadi di tanah Burma saat ini.Â
Baca Juga
"Sbg mantan Presiden, saya dukung usulan Presiden Jokowi agar dilaksanakan ASEAN High Level Meeting (HLM) utk isu Myanmar. Inisiatif ini tepat, sesuai tradisi Indonesia sbg peacemaker & peacekeeper di dunia. Setelah HLM tentu dilanjutkan dgn ASEAN Summit agar lebih powerful," tulis SBY dalam akun Twitter pribadinya, dikutip pada Sabtu (20/3/2021).
Advertisement
Sebelumnya, pada Jumat, 19 Maret 2021, Presiden Jokowi mengaku akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi antarnegara-negara ASEAN untuk membahas situasi di Myanmar.
"Saya akan segera memanggil Sultan Brunei Darussalam sebagai ketua ASEAN untuk secepatnya mengadakan pertemuan tingkat tinggi ASEAN untuk membahas krisis di Myanmar," ujarnya dalam pidato virtual, seperti mengutip Channel News Asia, Jumat, 19 Maret.Â
Brunei saat ini adalah ketua dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara.
Sementara itu, Panglima TNI Hadi Tjahjanto juga menyatakan keprihatinan atas situasi di Myanmar dalam konferensi video para kepala pertahanan Asia Tenggara pada hari Kamis, 18 Maret lalu menurut situs web militer.
Pemimpin kudeta Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing ikut hadir dalam pertemuan tersebut dan menjadi keterlibatan internasional pertamanya sejak merebut kekuasaan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Upaya Indonesia Menyelesaikan Gejolak di Myanmar
Indonesia mengadakan pembicaraan intensif dengan militer Myanmar dan perwakilan dari pemerintah terpilih yang digulingkan bulan lalu dalam upaya untuk mengakhiri krisis atas kudeta militer 1 Februari.
Indonesia telah menjadi pemimpin di ASEAN dalam upaya untuk menyelesaikan gejolak Myanmar.Â
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bahkan telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk militer, Wunna Maung Lwin, untuk melakukan pembicaraan di Bangkok pada 24 Februari lalu.Â
Tentara Myanmar merebut kekuasaan setelah menuduh kecurangan dalam pemilu 8 November yang disapu oleh Liga Nasional untuk Demokrasi Aung San Suu Kyi, menahannya dan sebagian besar pimpinan partai.
Para penentang kudeta telah menggelar demonstrasi selama berminggu-minggu di kota-kota di seluruh Myanmar dengan sejumlah pengunjuk rasa tewas dalam kekerasan yang terjadi kemudian.
Upaya Indonesia untuk menyelesaikan krisis telah menimbulkan kecurigaan di antara para aktivis demokrasi Myanmar yang khawatir berurusan dengan junta akan memberikan legitimasi dan upayanya untuk membatalkan pemilihan November. Mereka bersikeras bahwa hasil pemilu harus dihormati.
Advertisement