Kemenkes Segera Autopsi Jenazah Trio yang Meninggal Setelah Divaksinasi AstraZeneca

Autopsi jenazah Trio ini diharapan bisa menjawab titik terang penyebab kematian pria asal Buaran, Jakarta Timur tersebut, apakah karena vaksin AstraZeneca atau bukan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Mei 2021, 04:14 WIB
Diterbitkan 21 Mei 2021, 04:14 WIB
Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)
Ilustrasi Vaksin AstraZeneca (Arfandi Ibrahim/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI akan segera mengautopsi jenazah Trio Fauqi Virdaus. Karyawan outsourcing PT Pegadaian itu meninggal dunia sehari setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan RI, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, autopsi ini merupakan rangkaian investigasi Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI). Autopsi akan dilakukan oleh tim ahli forensik dari Kementerian Kesehatan RI.

"Autopsi ini masih bagian dari investigasi Komnas KIPI, tapi tim forensik di lingkungan Kemenkes yang akan autopsi," kata Nadia kepada merdeka.com, Kamis (20/5).

Terkait waktu dan prosedur autopsi, pihaknya belum bisa menentukannya. Ia pun menegaskan bahwa Kemenkes hanya membantu Komnas KIPI dalam proses autopsi, sedangkan nantinya setelah jenazah Trio diautopsi, kasus ini akan diserahkan kembali ke Komnas KIPI karena sudah jadi kewenangan Komnas untuk menyelesaikan investigasi kejadian pascavaksinasi.

"Ditunggu saja prosedurnya ya, waktunya juga. Ini masih kewenangan Komnas KIPI," katanya.

Sebelumnya, kakak kandung Trio, Sabbihis Fathun Vickih mengungkapkan bahwa keluarga bersedia untuk mengautopsi jenazah Trio agar segera ditemukan titik terang penyebab kematian adiknya itu. Dia mengaku bahwa ia sudah memikirkan keputusan ini matang-matang bersama dengan ibunya.

"Iya, kami bersedia untuk dilakukan autopsi. Dinkes, kemenkes, Komnas KIPI, dan Komda sudah datang ke rumah untuk bersilaturahmi. Selain itu memang ada pembahasan autopsi," kata Vickih kepada merdeka.com, Kamis (20/5).

Vickih pun berharap proses autopsi jenazah adiknya bisa berjalan dengan baik. dia juga berharap pemerintah bersikap jujur atas hasil autopsi adiknya nanti. Jika hasil autopsi ternyata membuktikan bahwa ada keterkaitan antara vaksin AstraZeneca yang diterima adiknya dengan kematiannya itu, ia mendorong pemerintah mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi.

"Jika ternyata adik saya meninggal karena vaksin, ya pemerintah harus mengakuinya. Pemerintah juga harus menganalisis sistem pelaksanaan vaksinasi," katanya.

"Jika pun dianggap bukan karena vaksin. Kami akan minta penjelasan sejelas-jelasnya mengapa bisa terjadi kematian setelah disuntik vaksin," lanjutnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Bisa Ungkap Penyebab Kematian

Komnas KIPI akan segera melakukan autopsi terhadap jenazah Trio Fauqi Virdaus, karyawan outsourcing PT Pegadaian yang meninggal dunia 1 hari setelah disuntik vaksin AstraZeneca.

Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari mengungkapkan sebenarnya prosedur autopsi medis tidaklah mudah. Ia berharap autopsi ini bisa menunjukkan titik terang penyebab kematian pria asal Buaran, Jakarta Timur itu.

"Mudah-mudahan autopsi memberikan jawaban, meskipun saya tidak yakin karena ternyata prosedur autopsi tidak semudah itu," kata Hindra saat rapat kerja bersama DPR Komisi IX, Kamis (20/5/2021).

Hindra mengatakan, ada banyak proses atau persiapan yang harus dilakukan sebelum melakukan autopsi. Dia pun menyebutkan apa saja yang harus dipersiapkan.

"Paper work-nya ada banyak. Harus izin orangtuanya, dinas pemakaman, dari Pemda, dan harus dilakukan testing, serta pemeriksaan lab. Perlu (banyak) persiapan," katanya.

Diketahui bahwa Komnas KIPI sudah menyarankan untuk melakukan autopsi ini sejak 11 Mei lalu dan pada hari ini, pihak keluarga Trio dengan resmi menyatakan bahwa mereka setuju, jenazah anaknya diautopsi.

"Jadi kami rekomendasikan autopsi, kemudian ibunya (Trio) dan kakaknya Alhamdulillah menyetujui," katanya.

Reporter: Rifa Yusya Adilah

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya