Polda Metro Jaya Tindak 103 Perusahaan Langgar PPKM Darurat

Dari ratusan perusahaan yang ditindak lantaran melanggar PPKM Darurat, dua di antaranya berlanjut hingga pidana.

oleh Yopi Makdori diperbarui 08 Jul 2021, 02:24 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2021, 02:24 WIB
FOTO: Langgar PPKM Darurat, Plaza Kenari Mas Ditutup hingga 20 Juli
Petugas keamanan berjaga di pintu masuk saat penutupan Plaza Kenari Mas, Jakarta, Rabu (7/7/2021). Satgas COVID-19 DKI Jakarta menutup Plaza Kenari Mas setelah melanggar aturan dengan tetap beroperasi pada masa PPKM Darurat sehingga memicu kerumunan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengklaim telah menindak ratusan perusahaan nonesensial dan nonkritikal yang melanggar aturan PPKM Darurat. Perusahan-perusahaan tersebut kedapatan belum menerapkan bekerja dari rumah atau Work From Home (WFH) 100 persen.

Hal itu didapati saat petugas melakukan patroli menyisir perkantoran nonesensial dan nonkritikal yang tetap beroperasi selama masa PPKM Darurat. Ratusan perusahaan itu terjaring dalam dua hari penyisiran, yaitu pada Senin dan Selasa 5-6 Juli 2021.

"Hasil Operasi Yustisi sejak Senin dan Selasa bersama TNI-Polri dan Pemerintah Daerah, ada sekitar 103 perusahaan yang non-esensial dan non-kritikal yang ditindak dalam rangka Operasi Yustisi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Rabu (7/7/2021).

Buntutnya, kantor perusahaan-perusahaan ini lantas disegel atau ditutup sementara oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 

"Disegel sementara oleh Pemerintah Daerah," kata Yusri.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Tetapkan 3 Tersangka dari 2 Perusahaan

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyidak perusahaan pelanggar PPKM Darurat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyidak perusahaan pelanggar PPKM Darurat. (Foto: Instagram @aniesbaswedan)

Dari sejumlah perusahaan yang ditindak tersebut, kata Yusri, dua di antaranya berlanjut ke proses pidana. 

Mereka adalah PT Dana Purna Investama dan PT Loan Market Indonesia, yang merupakan sister company dari PT Ray White Indonesia. Dari kasus dua perusahaan itu polisi menetapkan tiga tersangka, dua dari PT DPI dan satu dari PT LMI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya