Mobilitas Warga Naik, Moeldoko: Jangan Sampai Pemerintah Terapkan PPKM Darurat Lagi

Pemerintah saat ini masih menyusun kebijakan pergeseran dari pandemi ke endemi.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 10 Sep 2021, 10:08 WIB
Diterbitkan 10 Sep 2021, 10:08 WIB
FOTO: Mural Imbauan Protokol Kesehatan COVID-19 Hiasi Cakung Barat
Warga membuang sampah dekat mural bertema imbauan protokol kesehatan COVID-19 di kawasan Cakung Barat, Jakarta, Minggu (18/10/2020). Mural karya warga setempat tersebut bertujuan mengingatkan masyarakat akan pentingnya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut saat ini mobilitas warga kembali meningkat. Dia pun mengingatkan masyarakat untuk waspada tehadap penyebaran virus corona agar kasus Covid-19 tak kembali melonjak. 

"Mobilitas penduduk kini sudah mulai meningkat lagi. Jangan sampai pemerintah terpaksa menerapkan PPKM Darurat lagi," kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Jumat (10/9/2021).

Dia menyampaikan bahwa positivity rate Covid-19 Indonesia sudah turun menjadi 6,97 persen per 6 September. Angka ini menurun drastis dari positivity rate pada Juli-Agustus yang berada di atas 15 persen.

"Artinya, tinggal sedikit lagi bagi Indonesia untuk mencapai batas 5 persen WHO yang mengindikasikan situasi pandemi sudah terkendali," ujarnya.

Menurut Moeldoko, pemerintah saat ini masih menyusun kebijakan pergeseran dari pandemi ke endemi. Namun, salah satu kalkulasi yang harus dipertimbangkan adalah munculnya varian-varian baru Covid-19.

Disisi lain, Moeldoko meyakini situasi pandemi memunculkan potensi luar biasa yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pasalnya, situasi pandemi Covid-19 menjadi pemicu untuk memikirkan ulang berbagai hal, mulai dari konsep pendidikan, setting sistem kesehatan, dan pembangunan infrastruktur.

"Pandemi ini memaksa kita meninggalkan cara kerja lama yang lamban dan tidak efisien menuju cara kerja baru yang berbasis teknologi," jelas Moeldoko.

 

Bisa karena Terpaksa

Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun di SMAN 20 Jakarta
Seorang siswa menjalani vaksin COVID-19 di SMUN 20 Jakarta, Kamis (1/7/2021). Per tanggal 1 Juli 2021, anak-anak usia 12-17 tahun di DKI Jakarta sudah mulai mendapatkan vaksinasi. Agar anak-anak kita terlindungi dari wabah Covid-19 dengan varian baru. (merdeka.com/Imam Buhori)

Moeldoko mencontohkan data sebaran penyakit yang dulunya hanya tersedia sekali dalam setahun.

Setelah pandemi melanda Indonesia, pemerintah mampu memantau perkembangan penyakit dan situasi kesehatan masyarakat setiap hari.

"Kita membuktikan bahwa kita bisa melakukan hal itu. Memang kadang kita harus dipaksa masuk ke kondisi krisis dulu, baru kita bisa melakukan hal yang luar biasa," tutur dia.

"Dulu kita tidak pernah membayangkan Work From Home, namun sekarang ini menjadi hal normal," sambung Moeldoko.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya