Liputan6.com, Jakarta - Peluncuran Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Terpusat oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau Dukcapil Kemendagri baru-baru ini, langsung mendapatkan respons positif pengamat birokrasi Varhan Abdul Aziz.
Menurut Varhan, SIAK Terpusat benar-benar merupakan wujud budaya inovasi tiada henti dan berkelanjutan yang berkembang di Kementerian Dalam Negeri. Komentar lugas Varhan tersebut dilontarkannya dalam pernyataan pers yang kami terima hari ini. Dalam pernyataan tersebut
Baca Juga
Varhan mengatakan, mengingat lompatan prestasi yang terjadi, sebenarnya ia lebih setuju bila SIAK yang merupakan inovasi terbaru Kemendagri khususnya Ditjen Dukcapil agar layanan adiminstrasi kependudukan lebih cepat dan berkualitas itu lebih merupakan revolusi.
Advertisement
"Tetapi mengingat SIAK Terpusat itu hadir sebagai perkembangan dari Sistem Manajemen Informasi Kependudukan (SIMDUK) 1995, lalu berubah menjadi Sistem Informasi Registrasi Penduduk (SIREP) pada 2000 sebelum saat ini menjadi SIAK Terpusat, mungkin lebih bijak kalau kita menyebutnya sebagai hasil inovasi berkelanjutan, alias kaizen bagi bangsa Jepang. Padahal, dari produk 2000-an ke produk terakhir yang canggih itu, lompatan hasilnya benar-benar revolusioner," ujar Varhan, dalam keterangan resminya, Selasa (15/2/2022).
Menurut Varhan revolutif, kehadiran SIAK Terpusat akan makin memudahkan masyarakat dalam mengurus berbagai administrasi kependudukan atau Adminduk. Pasalnya, SIAK Terpusat memungkinkan pelayanan adminduk di berbagai daerah, bahkan di luar negeri dapat diintegrasikan. Dengan demikian, masyarakat dapat mengurus dokumen Adminduk di mana pun dan kapan pun.
"Ini tentu memudahkan dan pas di era teknologi informasi, membuat Indonesia tidak menjadi negara pinggiran dalam perkembangan pelayanan publik, satu hal yang menandai kemajuan suatu bangsa," ujar dia.
Dengan kemajuan tersebut, Kemendagri akan mampu memberikan pelayanan publik yang lebih cepat dan lebih berkualitas. "Kalau dalam bahasa pelayanan publik era ini, dengan SIAK Terpusat, Kemendagri melalui Ditjen Dukcapil nyata-nyata telah membantu masyarakat merasakan kehadiran negara dalam kehidupan mereka bahkan dalam gengaman, hari per hari, jam demi jam, kapan pun diperlukan," ucapnya.
Apalagi, tambah Varhan, bentuk hadirnya negara dalam hal ini pun penuh dengan kemudahan. "Ibaratnya, dalam bahasa iklan gadget pertengahan 2000-an, Kemendagri telah memfasilitasi publik untuk merasakan “the world in your palm”, dunia berada dalam genggaman masing-masing anggota masyarakat, karena pemerintah mendorong aplikasi kemajuan teknologi informasi," ujar dia.
"Itu sebabnya, saya sangat meyakini inovasi ini mendatangkan perubahan yang revolutif bagi kemudahan publik," tambahnya.
SIAK Terpusat Akan Terpasang di 514 Daerah
Varhan juga berharap SIAK Terpusat yang direncanakan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Dukcapil Kemendagri akan terpasang di 514 daerah se Indonesia juga diikuti kesiapan jajaran Disdukcapil se Indonesia.
"Saya meyakini jika SIAK Terpusat ini sepenuhnya terpasang dan operasional akan menjadikan pelayanan adminduk yang membahagiakan seperti yang disampaikan oleh Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakruloh," jelasnya.
Sebelumnya, bersamaan dengan digelarnya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Tahun 2022 di Badung, Bali, pekan lalu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, juga meluncurkan SIAK Terpusat yang akan memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan administrasi kependudukan.
Dalam kesempatan itu, Mendagri menyatakan salut atas kemajuan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang terus mengalami perbaikan. Hal ini dapat dilihat dari sistem pelayanan yang sebelumnya manual kini menjadi digital.
"Saya melihat banyak sekali kemajuan-kemajuan yang sudah dicapai oleh rekan-rekan Dukcapil yang tadinya manual, bertemu fisik, sekarang dengan adanya digitalisasi di bidang Kedukcapilan, pemerintahan berbasis elektronik, maka masyarakat lebih dimudahkan," kata Tito.
Mendagri mengatakan, saat ini data kependudukan yang sudah masuk pada big data nasional mencapai 99, 21 persen. Ia juga mengatakan, digitalisasi data kependudukan telah memberikan banyak sekali manfaat dan kemudahan. Sebagai contoh, sistem kependudukan berbasis digital tersebut bisa digunakan oleh banyak sector pemerintah, seperti soal rancangan pembangunan baik pusat maupun daerah, jumlah penduduk yang melahirkan, data stunting, data pasien Covid-19, data testing dan tracing, dan data vaksinasi selama pandemik Covid-19.
Bahkan, data bantuan sosial (bansos) juga dapat diketahui melalui Big Data Dukcapil, yang membuat penyaluran bansos menjadi efektif. Dalam kesempatan itu, selain berbicara tentang digitalisasi data kependudukan, Mendagri meminta jajaran Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) agar menjaga integritas dalam bertugas. Menurutnya, kemajuan sistem yang dibangun Dukcapil harus diimbangi dengan penyesuaian budaya kerja yang baik, berintegritas dengan diawaki sumber daya manusia yang inovatif.
Advertisement