Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengimbau agar perguruan tinggi di Indonesia bergerak bersama membangun hegemoni di bidang pangan. Khususnya, perguruan tinggi fakultas pertanian, kelautan, dan perikanan
Megawati ingin Indonesia mampu keluar dari tekanan global khususnya di bidang perekonomian. Dengan begitu, maka Indonesia secepatnya bisa menggelorakan ekonomi masyarakat.
Advertisement
Baca Juga
"Tadi pagi Bu Mega berpesan, mengimbau kepada seluruh perguruan tinggi terutama fakultas pertanian, kelautan, dan perikanan bergerak untuk bagaimana Indonesia membangun hegemoni di bidang pangan," kata Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto saat konferensi pers di Kantor DPP PDIP, Menteng Jakarta Pusat, Minggu (9/10/2022)
Selain itu, kata Hasto, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga diminta bergerak melakukan penelitian benih-benih unggul. Sehingga, mampu mencukupi ketahanan pangan masyarakat Indonesia.
Hasto menuturkan hal tersebut menjadi pokok bahasan saat Megawati berdiskusi bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Batu Tulis atau Hing Puri Bima Cakti di Bogor, Jawa Barat, Sabtu 8 Oktober 2022 kemarin.
"Karena itulah politik berdaulat di bidang pangan menjadi pembahasan serius Bu Mega dan Bapak Presiden Jokowi. Terutama agar perguruan tinggi pertanian, kelautan, dan perikanan agar mampu membantu meningkatkan produktivitas pangan," tutur Hasto.
Â
Megawati Bertemu Jokowi di Batu Tulis
Seperti diketahui, pertemuan antara Megawati dan Jokowi berlangsung selama 2 jam di Istana Batu Tulis. Hasto mengatakan, dalam pertemuan selama 2 jam itu Presiden Jokowi dan Megawati membahas berbagai persoalan.
Menurut dia, dalam diskusi mendalam itu juga dibahas langkah-langkah penting di dalam menghadapi krisis ekonomi dunia dan pangan. Hasto menuturkan, Megawati memang sangat menaruh perhatian terhadap krisis ekonomi dan pangan.
"Dan beliau membagi pengalaman lengkap menuntaskan krisis multidimensional. Saat itu seluruh jajaran Kabinet Gotong Royong benar-benar fokus dan terpimpin sehingga pada tahun 2004 Indonesia bisa keluar dari krisis," jelasnya.
"Pak Jokowi pun menegaskan keseriusan pemerintah, termasuk bagaimana para menteri harus fokus menangani berbagai tantangan perekonomian, krisis pangan-energi, dan tekanan internasional akibat pertarungan geopolitik," sambung Hasto.
Advertisement