Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang bekerja di pabrik smelter PT Gunbuster Nickel Industri (PT GNI), Morowali Utara, Sulawesi Tengah, sebanyak 1.300 orang.
Sementara itu, total ada 11.000 tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di pabrik tersebut.
Advertisement
Baca Juga
"Di sana saat ini pekerja kurang lebih 1.300 TKA dengan kemampuan, jadi memiliki skill dan ada 11.000 TKI yang juga bekerja di lokasi tersebut," kata Kapolri Listyo dalam konferesi pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin 16 Januari 2023.
Menurut dia, TKA itu bekerja untuk menangani hal-hal yang bersifat teknis. Selain itu, para pekerja asing tersebut juga ditugaskan melakukan transfer pengetahuan kepada 11.000 TKI.
"Karena di situ (PT GNI) juga kita lihat didirikan politeknik untuk melaksanakan atau memberikan transfer knowledge kepada TKI-TKI Indonesia," katanya menjelaskan.
Listyo tak menyebut asal negara para TKA yang bekerja di pabrik smelter PT GNI. Namun, kata dia, jumlah TKI di PT GNI nantinya akan bertambah menjadi 30.000 orang.
"Dan ke depan TKI akan bertambah menjadi 30.000," ucap Listyo.
Â
Pemicu Bentrokan Maut di PT GNI
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menjelaskan bahwa bentrokan maut yang menewaskan pekerja asing dan pekerja lokal ini dipicu karena adanya provokasi ajakan mogok kerja.
Kemudian, kata dia, muncullah unggahan viral seolah-olah telah terjadi pemukulan oleh tenaga kerja asing (TKA) terhadap tenaga kerja Indonesia (TKI).
"Muncul viral seolah-olag telah terjadi pemukulan oleh TKA terhadap TKI, sehingga inilah kemudian yamg memunculkan pengaruh provokasi dan kmd mengakibatkan terjadinya penyerangan," ujarnya.
Listyo menyampaikan pihak kepolisian sudah mengatasi peristiwa tersebut. Total ada 71 pelaku perusakan yang diamankan pihak kepolisian dan 17 orang ditetapkan sebagai tersangka.
Advertisement