Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Mahfud Md sudah menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) mereka kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
LHKPN ini wajib bagi setiap capres-cawapres sebagai bagian dari keterbukaan informasi soal harta yang dimiliki.
Baca Juga
Dalam laman elhkpn.kpk.go.id, Ganjar tercatat memiliki harta sebesar Rp15.430.843.129. Harta itu dia laporkan pada 23 Oktober 2023.
Advertisement
Dalam laman itu, Ganjar menyampaikan memiliki tujuh bidang tanah dan bangunan senilai Rp6.152.426.000. Berikut rinciannya:
- Tanah dan bangunan seluas 120 m2/21 m2 di Purbalingga hasil sendiri senilai Rp50 juta;
- Tanah seluas 278 m2 di Purbalingga hasil sendiri senilai Rp150 juta;
- Tanah seluas 1178 m2 di Purbalingga hasil warisan Rp70 juta;
- Tanah dan bangunan seluas 658 m2/56 m2 di Purbalingga hasil warisan senilai Rp65 juta;
- Bangunan seluas 34 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp520 juta;
- Bangunan seluas 34 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp 520 juta; dan
- Tanah dan bangunan seluas 1.370 m2/1.500 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp4.777.426.000.
Sementara untuk harta bergerak, Ganjar Pranowo melaporkan memiliki enam kendaraan senilai Rp1.424.000.000, di antaranya:
- Mobil Nissan Teana Minibus tahun 2013 hasil sendiri senilai Rp 180 juta;
- Mobil Mitsubishi Pajero Sport tahun 2018 hasil sendiri senilai Rp450 juta;
- Motor Viar Scooter tahun 2018 hasil sendiri senilai Rp9 juta;
- Motor Kawasaki ER-6N tahun 2012 hasil sendiri senilai Rp50 juta;
- Mobil Toyota Crown tahun 2008 hasil sendiri senilai Rp185 juta; dan
- Mobil Hyundai Ioniq EV Signature tahun 2021 hasil sendiri senilai Rp550 juta.
Harta bergerak lainnya senilai Rp638.861.750. Kas setara kas senilai Rp7.215.555.379. Jadi, total harta kekayaan Ganjar Pranowo senilai Rp15.430.843.129.
Rincian Harta Mahfud Md
Sementara Mahfud Md melaporkan memiliki harta secara keseluruhan sebesar Rp29.535.779.181. Harta itu dia laporkan berbarengan dengan Ganjar, yakni pada 23 Oktober 2023.
Mahfud melaporkan memiliki 15 bidang tanah dan bangunan senilai Rp12.060.316.000. Berikut rinciannya:
- Tanah seluas 395 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp592.500.000;
- Tanah dan bangunan seluas 513 m2/500 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp769.500.000;
- Tanah seluas 144 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp66.816.000;
- Tanah seluas 466 m2 di Pamekasan hasil sendiri senilai Rp116.500.000;
- Tanah dan bangunan seluas 155 m2/150 m2 di Sleman hasil sendiri Rp225.000.000;
- Tanah dan bangunan Seluas 436 m2/76 m2 di Sleman hasil ssndiri senilai Rp654.000.000;
- Tanah seluas 550 m2 di Sleman hasil sendiri Rp550.000.000;
- Tanah dan bangunan seluas 180 m2/171 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp270.000.000;
- Tanah dan bangunan seluas 500 m2/54 m2 di Sleman hasil sendiri Rp500.000.000;
- Tanah seluas 64 m2 di Sleman seharga Rp96.000.000;
- Tanah dan bangunan seluas 700 m2/300 m2 di Jakarta Selatan hasil sendiri senilai Rp3 miliar;
- Tanah dan bangunan seluas 224 m2/136 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp320.000.000;
- Tanah dan bangunan seluas 340 m2/262 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp1,5 miliar;
- Tanah dan bangunan seluas 92 m2/150 m2 Surabaya senilai Rp1,5 miliar; dan
- Tanah dan bangunan seluas 178 m2/240 m2 di Sleman hasil sendiri senilai Rp1,9miliar.
Untuk harta bergerak, Mahfud Md mengaku memiliki kendaraan senilai Rp1.503.000.000. Dengan rincian:
- Motor Honda tahun 2007 hasil sendiri senilai Rp3 juta;
- Mobil Toyota Avanza minibus tahun 2012 hasil sendiri senilai Rp120 juta;
- Mobil Toyota Vios tahun 2013 hasil sendiri senilai Rp135 juta;
- Mobil Toyota Camry tahun 2017 hasil sendiri senilai Rp300 juta;
- Mobil Toyota Alphard tahun 2018 hasil sendiri senilai Rp900 juta; dan
- Motor Vespa Primaveras tahun 2021 hasil sendiri seharga Rp45 juta.
Mahfud juga menyampaikan memiliki harta bergerak lainnya senilai Rp180.500.000. Kas setara kas senilai Rp15.791.963.181. Dengan demikian, harta Mahfud mencapai Rp29.535.779.181.
Advertisement
Survei LPI: Elektabilitas Ganjar-Mahfud Naik Pasca-Putusan MKMK
Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) merilis temuan terbarunya, terkait hasil survei nasional calon presiden - wakil presiden 2024 pasca putusan Majelis Kehormatan Mahkamar Konstitusi (MKMK). Hasilnya, nama pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud Md unggul ketimbang dua kandidat lainnya yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
“Elektabilitas pasangan capres-cawapres usai putusan MKMK adalah, Ganjar-Mahfud 38,75%, Prabowo-Gibran 34,25% dan Anies-Muhaimin 24,00%. Sedangkan yang memilih tidak tahu atau tidak menjawab adalah 3,00%,” kata Wakil Direktur LPI Ali Ramadhan saat jumpa pers di Hotel Arya Duta Semanggi, Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Ali melanjutkan, survei LPI juga memotret respons publik terhadap putusan MKMK. Diketahui, MKMK memvonis bahwa benar ada pelanggaran kode etik berat terkait putusan kontroversial MK tentang batas usia pencalonan capres/cawapres.
“Hasilnya, 28,50% responden mengatakan sangat puas dengan putusan MKMK dan 15,25% responden mengaku puas dengan putusan MKMK, ditotal menjadi 43,75%,” jelas Ali.
“Sisanya, 25,35% responden mengaku kurang puas dan 29,55% mengaku tidak puas (ditotal menjadi 54,9%). Sedangkan 1,35% mengaku tidak tahu dan tidak menjawab,” sambung Ali.
Meski responden lebih banyak yang mengaku tidak puas dan kurang puas, namun hasil survei menunjukkan publik setuju jika ada isu nepotisme dari putusan MK yang kontroversial soal batas usia pencalonan capres/cawapres tersebut.
“Sebanyak 65,15% responden mengaku sangat setuju dengan isu nepotisme dalam melihat pencalonan Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, sebagai cawapres mendampingi capres Prabowo Subianto yang diperbolehkan pencalonannya sebab putusan MK. Kemudian 20,25% responden mengaku setuju (ditotal 85,4%). Sisanya, kurang setuju 6,35% dan tidak setuju 7,45%. Sementara yang tidak menjawab hanya 0,80%,” beber Ali.
Tentang Survei LPI
Sebagai informasi, Survei nasional yang diselenggarakan oleh LPI ini mulai 09 November 2023 dan berakhir pada 13 November 2023. Survei ini bermaksud untuk memotret elektabilitas pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden 2024 pasca putusan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi.
Responden yang menjadi sampel dalam survei ini adalah Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih serta secara sadar dan aktif mengawasi kinerja penyelenggara pemilu dan dinamika politik yang terjadi di Indonesia menjelang pemilu 2024.
Terkait metodologi, survei ini memiliki populasi responden Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara atau pada tanggal 14 Februari 2024 sudah genap berumur 17 (tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin serta mempunyai hak memilih.
Teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah Multistage Random Sampling di mana subjek yang diambil oleh peneliti sebagai sampel adalah populasi penelitian yang besar dan berasal dari 18 Provinsi di Indonesia.
Berdasarkan teknik sampling tersebut, jumlah sampel yang di peroleh sebanyak 1300 responden dengan Margin of error dari ukuran sampel tersebut sebesar ±2,83 pada tingkat kepercayaan 95%.
Advertisement