PBNU Diminta Lebih Fokus ke Umat Ketimbang Urusi PKB

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz menilai, dinamika yang terjadi antara PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebenarnya dapat dihindari.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 15 Agu 2024, 08:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2024, 08:00 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz menilai, dinamika yang terjadi antara PKB dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sebenarnya dapat dihindari.

Kuncinya para elit PBNU bisa menjalankan tugasnya sebagai organisasi masyarakat keagamaan untuk fokus pada isu-isu keagamaan dan kebangsaan. 

“Ada tanggung jawab moral yang lebih besar bagi PBNU untuk menjaga keumatan. Bukan malah menceburkan diri ke ranah politik praktis," saran Neng Eem seperti dikutip Kamis (14/8/2024).

Sebagai Sekretaris Fraksi PKB di MPR dan pengurus PCNU Kabupaten Cianjur, Neng Eem tidak menampik ada keterkaitan kultural antara NU dan PKB. Tapi secara struktural keduanya berjalan terpisah. 

"Sebagai orang NU kultural dan struktural, saya paham bahwa PKB berdiri sendiri secara organisasi. Dasar hukum PKB mengacu pada UU Partai Politik No. 2 Tahun 2011," ungkap dia.

Selain itu, kata Neng Eem, secara struktural juga tidak ada kaitan formal antara PBNU dan PKB. Sebab dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PBNU, tidak ada satu kata pun tentang PKB.

“Begitu juga sebaliknya, dalam AD/ART PKB tidak ada pasal-pasal yang membahas struktur PBNU," yakin Neng Eem. 

 

Ada Hikmah

Maka dari itu, Neng Eem heran saat jelas tidak memiliki hubungan secara organisasi, mengapa sikap PBNU kerap mempersoalkan arah politik PKB. Walau tak nyaman dengan memanasnya tensi PKB-PBNU, Neng Eem meyakini ada hikmah di tiap peristiwa. 

“Anggap ini jamu, memang pahit tapi bisa menyembuhkan, membuat PKB lebih kokoh dan makin tangguh," harap dia. 

Soal isu peran penguasa terkit panas-dingin PBNU, Neng Eem enggan berspekulasi. Walau banyak pengamat melihat seperti itu. 

“Yang jelas PKB dirugikan oleh situasi ini, kalau yang diuntungkan siapa? tebak saja sendiri," dia menandasi.

Gus Yahya dan Jokowi Sempat Bahas Konflik PBNU-PKB

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menghadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024).

Gus Yahya mengakui dirinya dan Jokowi sempat membahas soal konflik antara PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dia pun menjelaskan kepada Jokowi soal permasalahan yang terjadi antara PBNU dan PKB. Yahya menyebut Jokowi mendengarkan dan memahami hal tersebut.

"Ya tadi disinggung sedikit beliau bertanya lah ya, ini ada apa, dan kami jelaskan. Kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik," ucap Gus Yahya kepada wartawan usai pertemuan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2024) malam.

Jokowi sendiri tak memberikan solusi terkait permasalahan PBNU dan PKB. Gus Yahya menekankan PBNU dan PKB akan mencari sendiri solusi untuk menyelesaikan konflik tersebut.

"Ya itu kan nanti urusan kami sendiri solusinya," ujarnya.

Kendati begitu, kata dia, Jokowi tetap memberikan perhatian khusus terhadap konflik PBNU dan PKB. Dia menuturkan Jokowi tidak memihak ke pihak manapun terkait konflik ini.

"Ya kan sudah saya bilang tadi, ndak ada. Memang disinggung, tapi ya kami jelaskan saja karena beliau belum perhatikan juga lah ada masalah seperti ini, beliau perhatikan. Ya kami jelaskan apa yang terjadi, beliau bisa memahami, menerima dengan baik," tutur Ketum PBNU.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya