Anggota Provost Direktorat Polair Polri Bripka Sukardi meregang nyawa di tangan orang tak dikenal setelah 3 selongsong peluru menembus tubuhnya malam tadi. Tak ada yang menyangka pria pendiam itu akan pergi dengan cara seperti itu.
Sang istri, Tirta Sari menyatakan, semasa hidup suaminya tak pernah memiliki masalah dengan siapapun. Selama 21 tahun hidup bersama, Sukardi juga tak pernah sekali pun mendapatkan ancaman, baik dari rekan sesama polisi maupun masyarakat sipil.
"Enggak ada. Bapak itu kalem, istilahnya enggak ada yang musuhin. Teman-teman kantornya pun baik-baik banget. Kan bapak pernah mendapat sertifikat teladan selama 8 tahun," lirih Tirta di Aula Sanggita Asrama Polri Cipinang, Rabu (11/9/2013).
"Enggak pernah ada bapak dapat ancaman dari siapapun selama saya hidup bersama."
Meskipun telah merenggut nyawa suaminya, namun perempuan 45 tahun itu mengaku tak menaruh dendam sedikit pun. Dia hanya berharap, pelaku penembakan suaminya dapat tertangkap secapat mungkin serta dihukum seberat-beratnya.
"Harapannya dihukum seberat-beratnya, pelaku cari sampai ketemu. Dendam itu kan enggak baik yah," pungkas Tirta.
Bripka Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal pada Selasa 10 September sekitar pukul 22.20 WIB di depan Gedung KPK, Jakarta. Dia diduga ditembak tiga kali pada bagian dada dan perut.
Bripka Sukardi tewas saat sedang mengawal iring-iringan 6 truk dari kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Salah seorang pelaku diduga menggunakan jaket merah.
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan pelaku penembakan Bripka Sukardi menggunakan senjata jenis FN berkaliber 4,5. (Ndy/Ism)
Sang istri, Tirta Sari menyatakan, semasa hidup suaminya tak pernah memiliki masalah dengan siapapun. Selama 21 tahun hidup bersama, Sukardi juga tak pernah sekali pun mendapatkan ancaman, baik dari rekan sesama polisi maupun masyarakat sipil.
"Enggak ada. Bapak itu kalem, istilahnya enggak ada yang musuhin. Teman-teman kantornya pun baik-baik banget. Kan bapak pernah mendapat sertifikat teladan selama 8 tahun," lirih Tirta di Aula Sanggita Asrama Polri Cipinang, Rabu (11/9/2013).
"Enggak pernah ada bapak dapat ancaman dari siapapun selama saya hidup bersama."
Meskipun telah merenggut nyawa suaminya, namun perempuan 45 tahun itu mengaku tak menaruh dendam sedikit pun. Dia hanya berharap, pelaku penembakan suaminya dapat tertangkap secapat mungkin serta dihukum seberat-beratnya.
"Harapannya dihukum seberat-beratnya, pelaku cari sampai ketemu. Dendam itu kan enggak baik yah," pungkas Tirta.
Bripka Sukardi tewas ditembak orang tak dikenal pada Selasa 10 September sekitar pukul 22.20 WIB di depan Gedung KPK, Jakarta. Dia diduga ditembak tiga kali pada bagian dada dan perut.
Bripka Sukardi tewas saat sedang mengawal iring-iringan 6 truk dari kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Salah seorang pelaku diduga menggunakan jaket merah.
Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri Komjen Pol Badrodin Haiti mengatakan pelaku penembakan Bripka Sukardi menggunakan senjata jenis FN berkaliber 4,5. (Ndy/Ism)