Bolehkah Mengemudi Tanpa Alas Kaki?

Meski mengemudi tanpa alas kaki tak ada aturannya, namun faktanya, hal itu membuat telapak kaki lama kelamaan akan menjadi licin ketika menginjak pedal gas, rem, atau kopling

oleh Herdi Muhardi diperbarui 28 Sep 2018, 18:32 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2018, 18:32 WIB
Mengemudi tanpa alas kaki
Ilustrasi mengemudi tanpa alas kaki. (HowStuffWorks)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang pasti memiliki gaya mengemudi sendiri. Termasuk mereka yang doyan mengemudi mobil dengan tanpa alas kaki.

Pada dasarnya, tak ada regulasi atau undang-undang khusus yang melarang mengemudi tanpa sandal atau sepatu. Demikian dilansir howstuffworks.com, Jumat (28/9/2018).

 

Namun faktanya, mengemudi tanpa alas kaki dipercaya membuat telapak kaki lama kelamaan akan menjadi licin ketika menginjak pedal gas, rem, atau kopling.

Sementara menurut berbagai sumber, apabila mengemudi tanpa alas kaki, maka kerja otot kaki akan lebih berat. Alhasil, kaki akan cepat pegal.

Tak hanya itu, jika mengemudi telanjang kaki, dikhawatirkan sandal dan sepatu yang dilepas justru akan terjebak di bawah pedal rem atau gas, sehingga Anda akan sulit kaki ketika menekan pedal.

Tak ada yang menyebutkan mengemudi tanpa alas kaki menyebabkan kecelakaan. Hanya saja, jika terjadi kecelakaan di jalan raya, maka seseorang yang tanpa alas kaki justru terancam bahaya jika berlari keluar. Hal ini ditakuti terkena lempengan logam atau pecahan kaca.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jangan Hisap Rokok atau Vape di Dalam Mobil, Ini Alasannya

Vaping di dalam mobil
Ilustrasi Vaping di dalam mobil. (Daily Express)

Rokok jenis elektrik atau biasa disebut vape kini semakin banyak dipakai kaum urban. Mereka menganggap, vape atau vaping, tidak berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan rokok kretek yang hingga saat ini jamak ditemukan toko.

Hanya saja, merokok kretek atau vape akan sangat berbahaya jika dilakukan di dalam mobil.

Seperti dilansir Hyundai Indonesia, asap atau uap yang dihasilkan vape cukup tebal. Meskipun asap atau uap ini cepat menghilang, namun tetap saja bisa mengurangi konsentrasi saat menyetir.

Seperti diketahui kehilangan konsentrasi ketika mengemudi berisiko mengakibatkan kecelakaan lalu lintas. Hal ini karena visibilitas pengemudi akan terganggu oleh asap atau uap yang dihasilkan vape.

Vaping memang hanya menghasilkan asap atau uap saja. Akan tetapi, kaca jendela harus dibuka. Tentunya agar ada sirkulasi udara yang masuk. Dengan begitu, asap atau uap yang dihasilkan akan lebih cepat menghilang.

Dengan vaping dalam keadaan jendela tertutup juga dapat membuat kaca mobil Anda berkabut. Hal ini disebabkan karena residu dari uap yang dihasilkan vape menempel pada kaca mobil.

Sementara itu, untuk rokok kretek, pengemudi wajib membuka kaca jendela untuk membuang abu rokok. Ketika membuang asap atau abu rokok ini jelas juga sangat berbahaya  bagi pengendara di belakang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya