Tanggapi Prabowo, Ma'ruf Amin: Impor Boleh Asal Tak Berlebihan

Ma'ruf mengatakan, penguatan kedaulatan pangan masuk dalam program kerjanya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Nov 2018, 11:38 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2018, 11:38 WIB
MUI Terima Bantuan Rp 7,6 M dari Taiwan untuk Korban Bencana Sulteng
Ketum MUI KH Ma'ruf Amin (kiri) memberi sambutan terkait bantuan Taipei Economic and Trade Office (TETO), Jakarta, Selasa (9/10). TETO menyerahkan bantuan USD 500 ribu atau sekitar Rp 7,6 miliar untuk korban bencana Sulteng. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres Ma'ruf Amin tak sependapat dengan Prabowo Subianto yang menilai Indonesia harus menjadi negara berdikari. Prabowo menyatakan akan menghentikan impor bila terpilih menjadi presiden.

"Saya kira impor itu kalau yang masih kurang dan kita butuh ya impor tapi tidak berlebihan kan," kata Ma'ruf di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (6/11/2018).

Menurutnya, impor itu harus seimbang dengan produksi dalam negeri. Negara, kata dia, masih sulit jika tidak melakukan impor. Ada kebutuhan tertentu yang belum bisa dipenuhi.

"Saya kira kalau kita masih sulit ya (untuk tidak impor), kita kan masih banyak perlu untuk bahan baku yang masih belum," kata Ketua nonaktif MUI itu.

Ma'ruf mengatakan, penguatan kedaulatan pangan masuk dalam program kerjanya. Tujuannya agar Indonesia mencapai swasembada pangan.

"Penguatan kedaulatan pangan. Pertaniannya diperkuat, berasnya, kebutuhan pokok lain, jagungnya kalau bisa sampai bisa ekspor atau swasembada," pungkas Ma'ruf.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya