Curhat Pengrajin Kayu di Desa Sumita Gianyar Bali ke Sandiaga

Salah satu pengrajin bernama Waryan Arsana meminta Sandiaga membenahi ekonomi dan mengembalikan kejayaan industri pengrajin kayu ukir.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Feb 2019, 15:46 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2019, 15:46 WIB
M Genantan Saputra/Merdeka.com
Sandiaga Uno berkampanye di Gianyar Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Cawapres Sandiaga Uno menemui para pengrajin kayu ukir di Desa Sumita, Gianyar Bali, Sabtu (23/2/2019).

Salah satu pengrajin bernama Waryan Arsana meminta Sandiaga membenahi ekonomi dan mengembalikan kejayaan industri pengrajin kayu ukir.

"Tiang (saya) asal Sukowati ingin mengeluarkan unek-unek. Tiang berharap, Pak Sandi memberikan solusi yang lebih baik dari sekarang. Perjalanan selama empat tahun ini kondisi ekonomi terpuruk," kata Wayan Sukarya.

Menurut Wayan, harga ukiran yang jatuh dan serapan pasar yang makin sedikit, membuat generasi pengrajin ke depan pesimistis dalam usaha ukiran tersebut karena tak mendukung secara finansial.

"Jadi tiang harap ada solusi, karena tiang selalu melihat bapak di televisi peduli pada petani, usaha kecil menengah dan rakyat kecil. Semoga kita bisa bisa makmur," ucap Wayan.

Hal senada diungkapkan Wayan War.

"Tiang berharap, perhatikan pengrajin kecil ini bisa sejahtera, juga diperhatikan permodalan dan pemasaran. Bukan cuma di Desa Sumita, tapi juga diseluruh Indonesia," kata Wayan War.

Respons Sandi

Sandi pun menampung aspirasi yang disampaikan para pengrajin desa Sumita. Dia juga berterimakasih atas sambutan yang luar biasa.

"Sumita itu artinya kawan. Saya berterimakasih disambut sebagai kawan. Saya juga sudah mendengar apa yang disampaikan Bapak-bapak pengrajin di sini. Saya dan Pak Prabowo memang berkomitmen untuk menggerakkan ekonomi rakyat. Kebijakan ekonomi yang berpihak kepada pengusaha kecil dan menengah," jelas Sandi.

Sandi juga menjanjikan One Kecamatan/Kota/Kabupaten for One Center Entrepreneurship.

"Kebetulan di sini akan kami bentuk untuk membantu pendampingan, pemasaran hingga permodalan. Sehingga seni ukir ini bisa lebih mengglobal dengan membawa kearifan lokal yang kita sebut dengan Glokal," jelas Sandi.

 

Reporter: M Genantan Saputra

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya