Liputan6.com, Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi tak mau lengah seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 silam. Sebab, kala itu timnya tak menyadari bahwa ada kecurangan pada data pilpres.
"Kami tidak sadar (saat Pilpres 2014), kami maaf agak culun itu terus terang saja ya, kami oon dan goblok terus terang aja kami percaya dengan sistem," kata Direktur Media dan Komunikasi BPN, Hashim Djojohadikusumo di Hotel Dharmawangsa, Senin, 22 April 2019.
Maka dari itu, BPN saat ini akan mengawal ketat permasalahan data yang bisa berujung kecurangan. Hashim lantas mencontohkan masalah pencocokan dan penelitian (coklit) KPU yang menurutnya tidak dilaksanakan dengan benar.
Advertisement
Dia menceritakan, bahwa ada temuan di beberapa tempat yakni terdapat lima orang yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) namun nyatanya orang tersebut tidak ada di lingkungan itu atau disebut pemilih siluman. Dia khawatir hal itu terjadi di banyak daerah.
"Coklit itu dari dulu seharusnya dilaksanakan dan kami cemas dan kami menduga coklit itu tidak dilaksanakan," katanya.
"Jadi ini kami persoalkan KPU mengapa kok diambil langsung tanpa diverifikasi, kalau tidak salah ada undang-undang semua kan harus berdasarkan KTP elektronik," tambah Hashim.
Politikus Partai Gerindra itu menambahkan, saat Pilgub Jawa Tengah tim dari cagub Sudirman Said melaporkan ke KPU daerah bahwa ada 2,5 juta DPT siluman. Namun tidak direspon dengan baik.
"Terus terang saja, waktu Pilgub Jawa Tengah timnya Pak Sudirman Said sudah laporkan 2,5 juta nama yang dipersoalkan siluman, tapi KPU daerah mengatakan maaf tidak ada waktu, ajukan ke MK," kata Adik Prabowo itu.
"Kita sudah laporkan 2,5 juta nama yang dipersoalkan atau siluman, termasuk maaf ya Pak Tjahjo Kumolo Menteri Dalam Negeri namanya masih tercatat di Semarang, tapi kan dia sudah pindah ke Jakarta. Terus kita lapor juga, terus dia hapus," tandasnya.
Hoaks Hubungan Prabowo-Sandi Panas
Hashim juga membantah anggapan hubungan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno memanas pasca pencoblosan.
Ini meluruskan ketika Sandiaga dua kali tak muncul saat Prabowo mendeklarasikan kaim kemenangannya di kediaman Kertanegara, Jakarta Selatan.
"Pak Sandi Uno tiba tiba lelah, dia sampai tidur di atas lantai 2 rumah Pak Prabowo di Kertanegara tidak ada masalah, dia muncul lagi, kemarin muncul lagi, tidak ada masalah, dengan pak Sandiaga Uno dia (Prabowo) betul-betul (hubungan baik)," kata Hashim.
"Maaf ya yang sebarkan hoaks hoaks itu siapa sih? siapa sih ujaran kebencian dan hoaks hoaks itu siapa sih," tegas Hashim.
Kemudian, Hashim tersebut menepis pecahnya hubungan antara Partai Gerindra dan Demokrat saat Prabowo klaim kemenangan. Dia menegaskan, saat itu Politikus Demokrat hadir di kediaman Kertanegara.
Terlebih, saat kabar Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengintruksikan kadernya menarik diri dari BPN.
"Dengan Demokrat Ferdinand Hutahaean kan hadir di depan anda. Kan di depan anda dia sudah bilang, tegaskan di depan anda tidak ada masalah dengan Demokrat, itu tidak ada masalah hoaks dan sebagainya, hoaks. Kita sudah langganan lah hoaks," ucap politikus Partai Gerindra itu.
Reporter:Â Muhammad Genantan Saputra
Advertisement