Rekor-Rekor MURI yang Pecah di Purbalingga

Pasangan bupati dan wakilnya target pecahkan 70 rekor MURI.

oleh Aris Andrianto diperbarui 12 Okt 2016, 14:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2016, 14:30 WIB
VIDEO: Peringati Hari Kartini, Ribuan Buruh Pabrik Kenakan Kebaya
Ada 4 pabrik pembuat rambut sintetis di kabupaten Purbalingga yang mewajibkan karyawannya untuk mengenakan kain kebaya ala Kartini.

Liputan6.com, Purbalingga - Tujuh bulan menjabat, Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga Tasdi-Dyah Hayuning Pratiwi sudah memecahkan tujuh rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

Target rekor yang ingin dipecahkan mencapai 70 rekor MURI atau lebih banyak dibandingkan pemecahan rekor milik bupati terdahulu, Triyono Budi Santoso yang memecahkan 17 rekor MURI.

Mereka dilantik pada Rabu 17 Februari 2016 dari hasil pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember 2015. Pelantikan dilakukan oleh Gubernur Ganjar Pranowo di lapangan Pancasila Simpang Lima Semarang.

"Banyaknya rekor MURI ini dimaksudkan agar rakyat Purbalingga bersemangat dalam membangun daerahnya," kata Tasdi, Selasa (11/10).

Selain bidang seni budaya, kata dia, jajarannya sedang merancang sejumlah program untuk didaftarkan dalam rekor MURI. Di antaranya, pemugaran rumah tak layak huni, pembuatan jamban terbanyak dan lainnya.

Untuk bisa tercatat di rekor MURI, ada empat kriteria yang harus dipenuhi yang dinamakan PPUL, yakni Paling, Pertama, Unik dan Langka. Berikut ini adalah tujuh rekor MURI yang sudah dipecahkan oleh Tasdi-Tiwi selama masa kepemimpinannya.

1. Kelir Wayang Terpanjang

Pentas wayang dengan kelir terpanjang ini digelar pada Senin, 11 April 2016 di halaman pasar Segamas Purbalingga. Panjang kelir tersebut yakni 56,5 meter atau lebih panjang dari rekor sebelumnya yakni 51 meter oleh Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi.

Wayang tersebut mementaskan tujuh dalang anggota Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Purbalingga. Ketujuh dalang itu memainkan lakon Arjuno Winisudo. Pementasan berlangsung selama kurang 3,5 jam. Pentas dibagi dalam beberapa sesi.

"Pementasan itu juga disisipi pesan-pesan dan informasi tentang visi misi Bupati Tasdi dan Wabup Dyah Hayuning Pratiwi, serta visi pengembangan pariwisata dan budaya Purbalingga," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Purbalingga, Subeno.

2. Kepala Daerah dengan Tanggal Ulang Tahun Sama

Tasdi-Tiwi merupakan pasangan kepala daerah yang memiliki tanggal lahir sama yakni, 11 April. Atas kesamaan itulah, MURI mencatatkan mereka sebagai pasangan kepala daerah dengan tanggal dan bulan lahir yang sama.

Manager Eksekutif MURI, Sri Widayati mengatakan, Tasdi-Tiwi merupakan pasangan kepala daerah yang bertanggal lahir sama dan belum ada di MURI. "Ini menjadi rekor MURI yang ke-7381," ujar dia.

3. Perayaan Ulang Tahun Terbanyak

Selain mencatatkan diri sebagai pasangan kepala daerah berulang tahun sama, di hari yang sama juga tercatat rekor baru yakni perayaan ulang tahun terbanyak. Aksi ini diikuti oleh 3.202 orang dengan tanggal lahir 11 April.

"Perayaan ini baru pertama di MURI. Kami mencatatnya sebagai rekor perayaan ulang tahun bertanggal lahir sama dengan jumlah terbanyak yakni 3202 orang, sehingga menciptakan rekor baru," kata Sri Widayati dari pihak MURI.

Tasdi mengatakan, kebetulan ulang tahunnya sama dengan Tiwi. Ia tidak mau merayakan ulang tahun sendirian.

"Sehingga kami ingin membangun silaturahmi dan membangun lebih dekat dengan rakyat, bukan hanya sekedar perayaan ulang tahun namun sekaligus bisa curhat," kata dia.

4. Buruh Memakai Kebaya di Hari Kartini

4. Buruh Memakai Kebaya di Hari Kartini

Pada peringatan Hari Kartini, 21 April 2016, Purbalingga kembali mencatatkan rekor MURI dengan tajuk pemakaian kebaya terbanyak oleh buruh. Buruh yang ikut dalam kegiatan tersebut mencapai 12.956 orang dari empat pabrik rambut palsu.

"Rekor ini lebih spesifik yakni pemecahan rekor MURI mengenakan kebaya oleh para pekerja. Meski berkebaya mereka tetap melaksanakan aktifitas bekerja seperti biasanya," kata Sri Widayati.

5. Menari Tari Turi-Turi Putih

Pada 5 Mei 2016 sejumlah 8.565 anak usia dini menari massal Turi-turi Putih di Stadion Goentoer Darjono Purbalingga. Rekor ini merupakan catatan rekor MURI ke-7421. Tarian tersebut merupakan tarian khas Purbalingga.

6. Ibu Menyusui Terbanyak

Rekor MURI untuk ibu menyusui terbanyak sebelumnya dipegang oleh Kabupaten Banyumas. Rekor itu hanya bertahan selama tiga tahun.

Namun, pada 11 Agustus 2016, Purbalingga sebagai kabupaten tetangga Banyumas berhasil memecahkan rekor tersebut. Sebanyak 1.471 ibu menyusui ikut kegiatan tersebut di GOR Mahesa Jenar.

Widayati mengatakan, kegiatan tersebut resmi menumbangkan rekor MURI yang sudah dimiliki Kabupaten Banyumas pada Desember 2013 sebanyak 991 peserta. Kegiatan ibu menyusui terbanyak di Kabupaten Purbalingga resmi tercatat di rekor muri yang ke 7.523.

Tasdi mengatakan rekor MURI tersebut diharapkan dapat menurunkan kematian bayi di Purbalingga. "Bagi ibu yang telah melahirkan hukumnya wajib untuk menyusui anak-anaknya tumbuh sehat," kata Tasdi

7. Tes Urine Terbanyak

Rekor MURI terakhir yang digagas Tasdi-Tiwi adalah melakukan tes urine untuk 4.058 orang. Pemecahan rekor ini disaksikan oleh Kepala Badan Narkotika Nasional, Budi Waseso, Senin (10/10).

Rekor tersebut sebelumnya dipegang Pemerintah Kota Malang dengan 1.740 peserta tes urine. "Setelah kami verifikasi peserta tes urin tercatat 4.058 peserta," kata Widayati.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya