Liputan6.com, Ternate - Banjir rob merendam 113 rumah di pesisir pantai Soa Sio dan Barataku Kecamatan Galela, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), akibat ketinggian gelombang laut meningkat.
"Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi dari 113 rumah yang terendam dan enam di antaranya mengalami rusak parah," kata Kasi Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Utara, Heny Tonga ketika dihubungi dari Ternate, dilansir Antara, Selasa (14/2/2017).
Dia mengatakan, banjir rob (gelombang pasang) terjadi akibat gelombang laut meningkat mencapai dua sampai empat meter. Berdasarkan data BMKG, ketinggian ombak perairan Samudra Pasifik dan utara Halmahera mencapai 2-4 meter sehingga kini status waspada berlaku dari 13 hingga 16 Februari.
Banjir rob sampai saat ini hanya terjadi di Desa Soa Sio dan Barataku Kecamatan Galela saja, tapi tidak menutup kemungkinan merambah ke daerah pesisir lainnya. Untuk itu, BPBD meminta agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai tetap waspada dan kepada para nelayan diminta tidak untuk melaut dulu dikarenakan ombak laut sedang tinggi.
Baca Juga
Sejumlah warga mengakui, banjir rob itu sempat membuat panik puluhan kepala keluarga (KK) yang tinggal di pesisir. Mereka sempat menjauh ketika genangan air laut semakin tinggi.
Apalagi, terjangan banjir rob tidak hanya merusak rumah di Desa Soa Sio dan Barataku, tetapi memporak-porandakan tembok penahan gelombang di terminal mobil penumpang Galela.
Sementara itu, Prakirawan Cuaca BMKG Kota Ternate, Vianca Adjie D Putra ketika dihubungi secara terpisah mengimbau warga di Malut untuk mewaspadai angin kencang yang disertai tingginya gelombang laut, terutama di wilayah Halmahera Utara, Sanana, Taliabu, Kota Ternate dan sekitarnya.