Cerita Gadis Baduy Mudik Lebaran

Ada gadis Suku Baduy kerja keluar kampung demi membantu keluarga.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Jul 2017, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 07:00 WIB
20170601-Membangun Kembali Rumah Baru Masyarakat Suku Baduy Luar-Fery
Sejumlah perempuan Suku Baduy Luar berjalan di lokasi bekas kebakaran Kampung Cisaban II, Desa Kanekes, Banten, Kamis (01/6). Warga Baduy Luar mulai membangun kembali rumah mereka yang terbakar beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Lebak - Gadis dari Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mulai mau bekerja ke luar lingkungan guna membantu ekonomi keluarga. Sebagian bekerja sebagai asisten rumah tangga di Jakarta.

"Kami sudah tiga tahun terakhir bekerja di Jakarta bersama adik untuk meringankan beban ekonomi keluarga," kata Nani (20) seorang gadis Badui warga Kampung Cipiit Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak saat ditemui di Stasiun Rangkasbitung, Selasa 11 Juli 2017, dilansir Antara.

Bekerja sebagai asisten rumah tangga tentu bisa meringankan beban ekonomi keluarga dengan pendapatan gaji Rp1 juta per bulan. Ia bisa mengirimkan uang ke orangtuanya di pemukiman Baduy di Lebak setiap tiga bulan sekali bervariasi antara Rp 1,5 sampai Rp 2 juta.

Saat ini, orangtuanya kesulitan ekonomi setelah pertanian padi ladang huma tahun 2016 terserang hama. "Dengan mengirimkan uang itu tentu orangtua bisa memenuhi kebutuhan bahan pokok, seperti membeli beras dan lauk pauk," katanya.

Nani bersama adiknya kembali ke kampung halaman di permukiman kawasan Baduy seminggu sebelum lebaran. Meski dirinya tidak berlebaran karena memeluk agama Sunda Wiwitan, tetapi umumnya selama lebaran pekerja libur panjang.

Liburan panjang dia pulang ke kampung halaman sekalian melihat kondisi keluarga juga kerabat serta teman-teman. "Kami senang bisa kembali bekerja di Jakarta juga kebetulan majikannya sangat baik," katanya.

Begitu juga Yanti (17) adik Nani mengaku dirinya terpaksa kembali bekerja di Kemayoran, Jakarta Pusat setelah rencana mau nikah dibatalkan oleh orangtua. Pembatalan pernikahan itu karena kakaknya Nani belum menikah.

Karena itu, dirinya bekerja kembali sebagai asisten rumah tangga. Namun, beruntung majikan menyambut kedatangannya untuk bekerja lagi.

"Kami bekerja bersama kakak itu untuk membantu ekonomi orangtua," katanya.

Sementara itu, orangtua kakak beradik gadis Baduy Santa (45) mengatakan dirinya kini terbantu ekonomi keluarga dari kedua anak perempuan yang bekerja di Jakarta.

"Kami hari ini mengantar kedua anaknya ke Jakarta karena khawatir sesat di jalan," katanya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya