Antara Manado dan Tianjin Kota Permata di Teluk Bohai

Wisatawan ke Manado didominasi turis dari Tiongkok. Manado dan Tianjin sama-sama kota keren.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2018, 22:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2018, 22:00 WIB
Cerita Perjalanan Bunaken
Pesona Taman Laut Bunaken. (Foto: Retno Wulandari)

Liputan6.com, Manado - Wisatawan ke Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkat. Keindahan panorama alam berupa pegunungan yang tampak jelas tertangkap mata. Selain itu, wisata pantai atau snorkeling di Taman Laut Bunaken menjadi salah satu pilihan terbaik, lengkap dengan laut luas membentang.

Berada di Manado, wisatawan dapat mencicipi sajian kuliner sembari menikmati spot pesona bahari ataupun berwisata belanja pernak-pernik produk UKM dan bermacam-macam olahan kreatif dari berbagai daerah.Suasana kearifan lokal semakin membuat betah wisatawan di Sulut.

Bukit Kasih yang ikonik telah melambangkan kerukunan hidup umat beragama bisa hidup berdampingan sesuai semboyan: "Torang samua basudara dan basudara baku-baku sayang". Karena ketenarannya itulah, provinsi beribu kota di Manado ini terus mendongkrak sektor pariwisata, dengan lebih memperkenalkan ke kancah mancanegara guna menggaet banyak turis, salah satunya Tianjin di Tiongkok.

Bagi kalangan wisatawan, Tianjin dikenal sebagai kota metropolis internasional yang dilintasi kokohnya Tembok China, mempunyai kekayaan budaya, atraksi dan tujuan wisata beserta pemandangan alam begitu memukau. Berjuluk 'Permata di Teluk Bohai', perannya juga sebagai jembatan Tiongkok dengan negara-negara tetangga serta jalur utama wilayah Utara dan Selatan Tiongkok.

Melihat perkembangan maupun keunggulan kedua destinasi, Lion Air telah membuka penerbangan pertama charter yang menghubungkan Bandar Udara Internasional Binhai Tianjin, Republik Rakyat Tiongkok (TSN) dari Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara (MDC), seperti dijelaskan dalam keterangan tertulis.

Untuk tonggak awal sejarah penerbangan perdana, Lion Air mengudara dari Manado bernomor JT2749 pukul 16.55 Wita tepat waktu (on time) pada Minggu (22 Juli 2018) dan sudah mendarat di Tianjin pukul 23.10 CST (current local time in China–Tianjin Municipality).

Dalam inaugural flight ini, penumpang merasakan layanan pesawat Boeing 737 MAX 8, merupakan salah satu armada generasi terbaru. Manado ke Tianjian memiliki frekuensi tiga kali dalam sepekan setiap Rabu, Jumat dan Minggu pergi pulang (PP).

Sedangkan Tianjin ke Manado juga diterbangi tiga kali seminggu pada Senin, Kamis, dan Sabtu. Lion Air menggunakan nomor penerbangan JT2748 pada Senin, 23 Juli 2018, diberangkatkan pukul 00.15 CST dan tiba dengan mulus di Manado pukul 06.30 Wita.

Penyambutan pembukaan rute charter ditandai para turis Tianjin mendapatkan pengalungan berupa selendang kain khas Manado oleh Lion Air dan Manajer Operasional Angkasa Pura 1 Cabang Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Jusman yang mewakili GM AP 1 Manado, Minggus E.T Gandeguai.

Peluncuran jaringan internasional tersebut telah menjadikan Lion Air sebagai satu-satunya maskapai terkini dan yang pertama menghubungkan nonstop Manado ke Tianjin pergi pulang.

Pencapaian itu sekaligus menempatkan Manado sebagai destinasi ke-2 di Indonesia setelah Denpasar, Bali yang baru dibuka Sabtu, 21 Juli 2018, langsung terkoneksi dengan kota berciri khas “The Eye of Tianjin” roda ferris di atas jembatan.

Destinasi baru Tianjin merupakan kelanjutan dari kesuksesan rute Lion Air tujuan Manado dan Tiongkok, yang sebelumnya sudah eksis membawa turis, antara lain Changzhou Benniu, Changsha Huanghua, Guangzhou Baiyun, Shanghai Pudong dan Shenzhen Bao'an.

Penerbangan Manado–Tianjin semakin memperkuat komitmen Lion Air dalam mengakomodir tingginya permintaan perjalanan udara dari wisatawan mancanegara (wisman) untuk bepergian secara mudah ke Indonesia melalui Denpasar dan Manado. Demikian juga sebaliknya wisatawan nusantara (wisnus) bisa mewujudkan mimpinya ekspolarasi tujuan wisata di Tiongkok khususnya Tianjin.

Untuk semakin meningkatkan minat segmen turis di kota tujuan Tiongkok seiring upaya Lion Air memberikan pengalaman tersendiri dan layanan terbaik selama perjalanan, wisatawan berkesempatan menjajal terbang dengan Boeing 737-900ER (215 kursi kelas ekonomi), Boeing 737-800NG (189 kursi kelas ekonomi) dan Boeing 737 MAX 8 (189 kursi kelas ekonomi).

Kehadiran rute favorit internasional yang baru diperkenalkan ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara terutama ditopang dari sektor perdagangan dan pariwisata. Selain itu, Lion Air Group senantiasa mendukung program Kementerian Pariwisata RI dalam pencapaian 17 juta wisatawan menuju Indonesia.

Lion Air memproyeksikan pertumbuhan destinasi Manado sekitarnya akan semakin berkembang, sejalan inisiasi pemerintah, pelaku industri wisata, perhotelan, maskapai. Data April 2018 Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara menunjukkan wisman yang datang ke Sulut didominasi dari Tiongkok 8.753 orang atau 86,54 persen, kemudian Jerman 213 orang (2,11 persen), Amerika 198 orang (1,96 persen), Hong Kong 115 orang (1,14 persen) dan Singapura 101 orang (1,00 persen).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya