Puluhan Mahasiswa Sendratasik UNG Jadi Korban Kekerasan Senior

Salah seorang korban perisakan yang merupakan mahasiswa sendratasik UNG mengalami geser rahang karena ditampar seniornya.

oleh Andri Arnold diperbarui 24 Jan 2019, 13:00 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2019, 13:00 WIB
Universitas Negeri Gorontalo
Universitas Negeri Gorontalo. (Liputan6.com/Andri Arnold)

Liputan6.com, Gorontalo - Puluhan mahasiswa di jurusan Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik (Sendratasik) Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo (UNG) diduga menjadi korban kekerasan fisik yang dilakukan oleh para seniornya.

Tindak kekerasan yang dilakukan beramai-ramai oleh mahasiswa senior itu terjadi di ruang studio teater milik jurusan Sendratasik.

Dari informasi yang dihimpun Liputan6.com, kejadian berawal pada tanggal 26 Maret 2018 lalu, saat mahasiswa Sendratasik tengah melakukan rapat persiapan peringatan Hari Tari Sedunia.

Rapat berakhir sekitar pukul 21.00 Wita, tetapi mahasiswa angkatan 2016 dan 2017 justru dilarang membubarkan diri oleh seniornya. Mereka diminta mengambil posisi menunduk, dibentak berulang kali, kemudian ditampar dengan keras secara bergantian.

Tidak jelas apa yang menjadi pemicu hingga para mahasiswa senior tega melakukan tindakan kekerasan kepada juniornya. Kasus ini pun baru diketahui oleh pihak fakultas pada akhir tahun 2018, setelah seorang mahasiswa memberanikan diri melaporkan perlakuan seniornya ke salah satu dosen.

Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas Sastra dan Budaya UNG, Muslimin membenarkan kejadian kekerasan yang dialami oleh sejumlah mahasiswa Sendratasik.

"Ada sekitar dua puluh mahasiswa senior yang melakukan aksi kekerasan itu. Korban juga sekitar dua puluan," kata Muslimin, Rabu (23/1/2019).

Ia menjelaskan pihak fakultas sendratasik UNG segera membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) untuk menelusuri kasus perisakan tersebut. Hasilnya, tim yang dibentuk mendapat keterangan dari para pelaku yang mengakui perbuatannya kepada para korban.

"Pelaku mengaku telah terjadi tampar-menampar. Jadi angkatan 2014 dan 2015 menampar juniornya di angkatan 2016 dan 2017," ungkapnya.

Muslimin juga membeberkan dari hasil temuan TPF diketahui salah seorang korban perisakan mengalami cedera hingga rahang pipinya bergeser akibat tamparan yang diterima. Hal itu dikuatkan setelah orangtua korban menemui pihak fakultas untuk memperlihatkan foto rontgen.

"Korban yang rahangnya bergeser itu perempuan. Ada juga korban yang mengalami gangguan pendengaran tapi sudah sembuh, sebagai besar korban mengalami memar," terangnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya