Laris Manis Sate Gajih Yogyakarta

Sate tidak melulu identik dengan daging. Di Jalan Jambon, Tegalrejo, Kota Jogja, ada sajian sate dengan bahan dasar gajih.

oleh Yanuar H diperbarui 29 Apr 2019, 10:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2019, 10:00 WIB
Sate Gajih
Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kuliner sate identik dengan daging entah daging ayam atau kambing. Namun bagaimana jika kuliner sate yang ditawarkan adalah sate gajih sapi.

Semuanya terjawab di Sate Gajih Sapi Dina yang ada di Jalan Jambon, Tegalrejo, Kota Yogyakarta. Lokasinya berada di depan obyek wisata SKE.

"Saya sudah tiga tahun jualan disini di depan SKE ini. Seberang sini masuknya kota Jogja. Seberang sana masuknya Kabupaten Sleman," kata Dina Suryani kepada Liputan6.com beberapa waktu lalu.

Bagi yang belum pernah merasakan sate gajih atau sate lemak akan merasakan hal baru. Sebab lemak sapi yang sudah dibersihkan ini kemudian diberi bumbu lalu dibakar sebentar.

"Gajih masih mentah dulu baru dibakar disini lainnya dimasak terlebih dahulu," katanya.

Gajih sapi yang kenyal ini kemudian disajikan dengan kecap, irisan bawang merah dan cabai. Penyajiannya menggunakan daun pisah.

"Kalo makan di sini ya dipincuk saja kalo bawa pulang ya biasa dibungkus," ujarnya.

Warna gajih yang sudah disate berubah menjadi kehitaman bercampur dengan bumbu dan sate. Dina mengaku membuat sendiri resep sate gajih sapi ini.

"Keluarga memang ada darah jualan kuliner tapi kalo sate memang saya sendiri yang bikin. Bumbunya ya saya semua," katanya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Murah dan Cepat Habis

Kuliner Sate Gajih Sapi Dina cukup dikenal masyarakat Jogja terutama di dekat lokasi jualan. Setiap kali jualan, sate gajih jadi primadona pelanggan.

"Paling cepet habis itu gajih," katanya.

Ia tidak hanya menjual sate gajih saja namun ada daging sapi lainnya seperti cingur, babat, iso, hati, paru, limpa dan kuping.sate gajih sapi. Namun paling susah mendapatkan kuping sapi.

"Kalo kuping jarang biasanya enam tusuk.Tergantung dapatnya, soale sulit," katanya.

Menurutnya selama berjualan di Jalan Jambon ini tidak sampai tiga jam dagangannya sudah habis.

"Jam 4 sampai habis kalau ramai setengah tujuh dah habis ya setengah sembilan itu paling malam," katanya.

Ia buka mulai dari hari Senin sampai hari Sabtu. Sementara hari Minggu libur sehingga tidak bisa beli di tempatnya.

"Semua jeroan tiga ribu kalo gajih dua ribu per tusuk. Kuping itu tiga ribu," katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya