Wanita Penerima Uang Ganti Rugi PT KAI Jadi Korban Penipuan

Malang nian nasib Iis Lisda (46), uang ganti rugi atas rumahnya yang tergusur reaktivasi jalur kereta api Stasiun Garut-Cibatu, lenyap digondol penipu.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Mei 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 12 Mei 2019, 17:00 WIB
Rupiah-Melemah-Tipis-Atas-Dolar
Petugas Bank tengah menghitung uang rupiah di Bank BRI Syariah, Jakarta, Selasa (28/2). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah tipis pada perdagangan Selasa pekan ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Garut - Malang nian nasib Iis Lisda (46), uang ganti rugi atas rumahnya yang tergusur reaktivasi jalur kereta api Stasiun Garut-Cibatu, Kabupaten Garut, Jawa Barat, lenyap digondol penipu. Kini dirinya bingung mau tinggal di mana. 

"Saya bingung mau ke mana, uang yang sudah saya terima habis kena tipu," kata Iis Lisda (46), dilansir Antara, Minggu (12/5/2019).

Ia menuturkan, PT KAI telah mentransfer uang kerohiman atau ganti rugi atas rumahnya yang tergusur sebesar Rp18 juta, pemberian uang dilakukan lebih dulu sebelum pembongkaran bangunan yang terdampak reaktivasi kereta api di jalur rel Garut Kota.

Rencana pembongkaran rumah yang masih lama itu, Iis memanfaatkan uang tersebut untuk modal berdagang agar mendapatkan keuntungan dari usahanya, selanjutnya keuntungannya akan digunakan sebagai uang muka rumah baru.

"Uang itu seharusnya dipakai uang muka rumah, tapi dibawa kabur oleh orang lain," katanya.

Ia mengungkapkan kisah pilunya itu berawal setelah uang yang diterimanya dari PT KAI pada Maret 2019 diberikan kepada seseorang yang mengaku dari Kabupaten Pangandaran untuk membeli barang gula, kelapa dan pisang.

Barang tersebut, kata dia, rencananya untuk memasok ke Pasar Induk Ciawitali, Garut, namun sekian lama ditunggu barang tersebut tidak kunjung datang ke Garut, bahkan orang tersebut tidak diketahui keberadaannya.

"Janjinya mau kirim barang satu truk, tapi sampai sekarang tidak datang juga, saya sudah cari ke Pangandaran, tapi katanya kabur ke Lampung," katanya.

Kini Iis harus meninggalkan rumah di lahan PT KAI, dan tinggal sementara di rumah saudaranya di kawasan Kerkof, Garut Kota, sambil mencari usaha untuk keluar dari masalahnya itu.

"Sekarang rumah di sini sudah dikosongkan, enggak tahu mau pindah ke mana, mudah-mudahan ada rezeki yang lain," katanya.

Sementara itu, PT KAI sudah hampir selesai membongkar seluruh bangunan yang berdiri di sepanjang jalur kereta api Stasiun Cibatu-Garut. Saat ini yang masih proses pembongkaran di kawasan perkotaan Garut atau sekitar Stasiun Garut.

Reaktivasi kereta api di Garut itu ditargetkan selesai pembangunannya akhir 2019, dan bisa dilintasi kereta api dan digunakan masyarakat pada 2020.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya