Liputan6.com, Cirebon - Cuaca ekstrem dan hujan deras selama lebih dari dua jam tak hanya membuat sejumlah daerah di Cirebon banjir. Jembatan putus hingga tanah longsor terjadi di wilayah Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Dari informasi yang dihimpun, jembatan Kampung Sumur Wuni yang menghubungkan RT 02 dan RW 03 Kelurahan Argasunya Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon ambruk pada Jumat, pukul 20.30 WIB.
"Saya kira ada gempa ada gempa sampe saya keluar rumah, gak taunya jembatan yang ada disamping rumah saya rubuh. Kejadiannya sekitar jam setengah sembilan malam," kata Solihin, salah seorang warga yang rumahnya tak jauh dari jembatan, Sabtu (8/2/2020).
Advertisement
Baca Juga
Solihin mengakui kondisi jembatan tersebut sebelumnya sudah membuat warga yang lewat khawatir. Kondisi fisik jembatan banyak yang retak.
Dia menyebutkan, salah satu penyebab jembatan ambruk karena derasnya arus sungai yang melintas di jembatan itu. Seiring dengan hujan yang terus mengguyur beberapa hari belakangan ini.
"Hujannya lam kemudian air meluap dan mengalir sangat deras jadi jembatannya retak," ujar dia.
Akibat dari putusnya jembatan, masyarakat harus melewati akses jalan lain dengan waktu tempuh yang lebih lama. Solihin mengatakan, jembatan tersebut merupakan akses utama warga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.
Koordinator Pusdalops KPBD Kota Cirebon Aji Akbar mengatakan, tidak ada korban jiwa dalam insiden ambruknya jembatan. Dia mengatakan, jembatan ambruk akibat hujan deras pada Jumat malam pukul 18.00 sampai 23.00 WIB.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Longsor Susulan
"Panjang jembatan kurang lebih 15 meter dan warga memasang pembatas disetiap ujung jembatan. Saat ini jembatan tidak bisa dilalui sama sekali," kata dia.
Dia menyebutkan, saat ini warga bisa mengakses jembatan penghubung yang ada di sebelah selatan pemukiman. Yakni jembatan penghubung RT 3, RT 4 dan RT 8.
Tidak hanya jembatan ambruk, pada saat yang bersamaan, tanah longsor menimpa warga di RW 08, Sumur Hoe, kampung religi Benda Kerep, Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
"Penyebabnya sama intensitas hujan dengan waktu yang cukup lama dan lokasi longsor di Rt 02 dan Rt 01 Rw 11 Benda Kerep," sebut Aji.
Longsor tebing tersebut dianggap menghambat jalan umum warga dalam beraktivitas. Dia menyebutkan, lebar longsor mencapai 10 eter dan tinggi 12 meter.
Sementara itu, kemiringan longsor mencapai 80 derajat sehingga menutup akses warga. Aji mencatat, ada potensi longsor susulan yang bisa terjadi kapan saja.
"Jarak tebing dan bangunan saat ini kurang lebih sudah 1 meter dan kami rekomendasikan untuk membuat rambu peringatan darah rawan dan membuat terasering atau bronjong untuk menahan longsor," ujar dia.
Advertisement