Liputan6.com, Pekalongan - Air laut pasang yang tinggi merendam dan masuk permukiman beberapa daerah di Pantura Jawa Tengah seperti Pekalongan, Semarang, Demak dan Jepara dengan kedalaman 20-100 cm. Â
Di Pekalongan, banjir rob melanda sejumlah wilayah termasuk Lapas Kelas II A Pekalongan dengan ketinggian antara 30 cm-60 cm. Seperti yang dialami sekitar 60 warga Slamaran Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan mengungsi ke musala.Â
Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz mengatakan berbagai upaya terus dilakukan untuk mengatasi banjir rob. Salah satunya adalah membangun tanggul pengaman di sepanjang pantai.Â
Advertisement
"Sejauh ini belum efektif dan baru pada tahap mengurangi karena proyek belum selesai 100%," kata Saelany.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana dan Pencegahan Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekalongan Dimas Arga mengatakan bahwa saat ini 40 orang mengungsi di musala, 7 orang di balai pembibitan perikanan Unikal, dan ratusan pengungsi mandiri.
Baca Juga
"Selasa sore ini, kita sedang melakukan proses evakuasi korban karena rob masih menggenangi rumah warga," katanya.
Menurutnya, jumlah pengungsi ini diperkirakan akan terus bertambah karena banyak warga pada siang hari bekerja akan pulang ke tempat pengungsian. Adapun beberapa lokasi terdampak rob ini antara lain Perumahan Slamaran dengan ketinggian mencapai 30 cm hingga 70 cm, Bugisan, Panjang Wetan, Panjang Baru sekitar 30 cm, Jalan Merak, Jalan Semarang, Jalan Surabaya, Jalan Patiunus, dan Jalan Kutilang dengan ketinggian air 15 cm.
Kemudian, wilayah Kelurahan Tirto, Degayu, Pasir Kraton Kramat, Pabean, dan permukiman di sekitar bantaran sungai berdekatan Perumahan Gama Permai.
"Melubernya rob ke permukiman warga ini akibat meluapnya Sungai Bremi sedang tanggul darurat penahan air tidak mampu menahan luapan air laut. Demikian juga pompa air tidak berfungsi maksimal," kata Dimas.
Dimas berharap berharap banjir rob ini bisa segera surut sehingga warga terdampak dapat kembali ke rumahnya masing-masing dan beraktivitas seperti biasa. BPBD selain mengevakuasi warga terdampak rob, juga mendistribusikan logistik bagi para pengungsi seperti beras, mi instan, gula pasir, susu, dan air mineral.
"Pendistribusian logistik, kami salurkan pada korban rob seperti yang berada di musala dan masjid," katanya.
Salah satu warga, Toefel menilai pemkot tidak peka untuk mengantisipasi banjir maupun rob sehingga warga yang berada di wilayah rawan bencana itu terkena dampaknya.
"Setiap hujan lebat maupun air laut pasang maka dipastikan permukiman warga akan tergenang air. Bencana ini sudah terbiasa dihadapi oleh warga, namun pemkot Pekalongan tidak peka untuk menghadapi persoalan ini," katanya.