Legitnya Cemilan Langka Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam

Ada dua jenis cemilan yang menjadi menu tradisi peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang ada hingga saat ini.

oleh Nefri Inge diperbarui 02 Nov 2020, 21:14 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2020, 06:00 WIB
Legitnya Cemilan Langka Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam
Gelenak menjadi salah satu cemilan khas Palembang yang merupakan menu peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Palembang - Kota Palembang yang tersohor dengan kota wisata kuliner di Indonesia, ternyata menyimpan banyak sejarah makanan tradisional peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam.

Ada dua jenis cemilan yang sudah langka saat ini yaitu gula puan dan gelenak. Kedua kudapan tersebut hanya dijajakan di beberapa toko cemilan khas Palembang, bahkan ada yang berjualan secara eceran di depan Masjid Agung Palembang.

Mungkin banyak warga Palembang yang belum tahu dengan makanan gelenak. Dari teksturnya, gelenak sendiri hampir mirip dengan wajik atau dodol.

Bentuknya yang sedikit kenyal dan manis, namun sangat terasa rempah-rempah yang khas saat mencicipinya. Warnanya juga coklat kehitaman dan dicetak dalam ukuran bulan kecil.

Cemilan tradisional Palembang ini ternyata dibuat dari berbagai jenis rempah-rempah, seperti gula, pala, jahe, sahang, kayu manis, cengkeh, cabe jawa, kepala, tepung dan lainnya.

Proses pembuatannya juga memakan waktu dua jam, mulai dari pencampuran rempah-rempah, penghalusan, sangrai dan mengukusan serta pencetakan.

Untuk memperkaya rasa, gelenak juga dicampur dengan taburan tepung tanpa rasa yang dibuat dari beberapa bumbu tradisional.

Kendati merupakan makanan asli Palembang, namun gelenak kebanyakan disukai oleh warga warga Tionghoa yang tinggal di kawasan Pasar Kentut, Sayangan, Palembang.

Karena dibuat dengan dua kali pemasakan dan bahan-bahan yang tercampur benar-benar matang, gelenak sendiri mampu bertahan hingga satu minggu lamanya.

Lalu, ada juga gula puan dengan rasa manis yang khas, yang dulunya menjadi makanan para bangsawan di Kesultanan Palembang Darussalam.

Gula puan sendiri dibuat dari susu kerbau, yang biasa diproduksi di Desa Pampangan SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumsel. Pasokan gula puan didapat langsung dari peternak rawa kerbau.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

Manisnya Gula Puan

Manisnya Gula Puan, Cemilan Khas Para Bangsawan Palembang
Gula Puan menjadi salah satu cemilan para bangsawan dari Kesultanan Palembang Darussalam, yang kini terus dilestarikan (Liputan6.com / Nefri Inge)

Kendati gizi yang terkandung di dalam gula ini sangat tinggi, namun cemilan ini tidak bisa bertahan lebih dari satu minggu. Jika sudah melewati batas waktu tersebut, gula puan akan terasa apek dan berjamur. Proses pembuatan gula puan juga cukup lama.

Sebanyak 60 cupak susu dicampur dengan 6 Kg gula pasir. Selama 7-8 jam, campuran tersebut disangrai hingga kering dan siap disantap.

Takaran satu cupak susu berisi 4 canting susu perah kerbau. Ada dua jenis gula puan yang disajikan, yaitu gula puan lembut dan kasar. Untuk gula puan yang lembut, teksturnya lebih lembek dan digunakan sebagai selai roti.

Proses pembuatannya juga lebih cepat, sekitar 6,5 jam hingga 7 jam. Sedangkan gula puan kasar dibuat selama 8 jam dan langsung bisa dimakan untuk cemilan sehari-hari.

Saat pembuatan gula puan, susu kerbau harus benar-benar dikeringkan dan tidak boleh ada kandungan air sedikit pun.

Kuali untuk memasak gula puan juga harus khusus, tidak boleh sembarangan. Kalau tercampur air sebelum disajikan, gula puan akan langsung berjamur, karena gula puan tak bertahan lama.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya