Uji Coba 5 Hari Sekolah di Banyumas, Bagaimana Nasib Madrasah Diniyah dan TPQ?

Sekolah 5 hari untuk SD di Banyumas dilakukan setelah muncul aspirasi dari guru dan wali murid. Kata dia, sebagai ASN, guru harus memenuhi jam kerja per pekan

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 01 Agu 2022, 16:50 WIB
Diterbitkan 01 Agu 2022, 16:50 WIB
Antusiasme Murid Kelas 1 SD saat Hari Pertama Sekolah
Murid kelas 1 tertidur saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Sekolah Dasar (SD) Negeri Jati 06 Pagi, Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (11/7/2022). PTM 100 persen tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Banyumas - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah menguji coba lima hari sekolah untuk SD negeri, mulai hari ini, Senin (1/8/2022).

Rencananya uji coba akan digelar selama tiga bulan, antara Agustus hingga Oktober 2022. Namun, ada kelompok masyarakat yang menolak kebijakan ini. Salah satunya, madrasah diniyah dan TPQ.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Irawati mengatakan langkah itu dilakukan setelah muncul aspirasi dari guru dan wali murid. Kata dia, sebagai ASN, guru harus memenuhi jam kerja per pekan sehingga pemberlakuan lima hari sekolah harus dilakukan dengan penambahan jam sekolah.

Sementara, wali murid menginginkan agar jam kepulangan siswa disesuaikan dengan jam kerja orangtua.

"Aspirasi dari beberapa orangtua dan guru. Tapi tidak ujug-ujug saya langsung melaksanakan uji coba, atau saya putuskan seperti ini," kata Irawati, Senin (1/8/2022).

Irawati mengklaim, pelaksanaan uji coba 5 hari sekolah ini dilakukan setelah para kepala sekolah diminta untuk menganalisa dampak positif dan negatif. Termasuk melakukan survei kepada orangtua siswa.

Dalam pelaksanaannya, tiap sekolah akan menambah satu jam pelajaran. Dia mencontohkan, siswa kelas 1 dan kelas 2 yang biasanya pulang jam 10.00 WIB akan pulang jam 11.00 WIB.

Sementara, siswa kelas 3-6 yang biasanya pulang pukul 12.00 WIB akan pulang jam 13.00 WIB. Sementara ekstra-kurikuler akan dilakukan setelah jam pelajaran.

"Saya minta untuk teman-teman K3S atau kepala sekolah SD itu persatuannya itu untuk membahas dan menganalisis. Pastinya kan harus menganalisisnya itu kan dari positif dan negatifnya. Dan survei kepada masyarakat, melalui orangtua siswa,” jelas dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Madrasah Diniyah dan TPQ

Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap (Foto tidak ada kaitan dengan berita). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – Santri TPQ di Kalikudi, Cilacap (Foto tidak ada kaitan dengan berita). (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Irawati juga mengatakan,saat ini memantau pelaksanaan uji coba 5 hari sekolah tersebut. Hal itu terkait dengan keberatan kelompok masyarakat, salah satunya para pengelola madrasah diniyah dan TPQ.

Dia juga berjanji dinas pendidikan akan menyerap aspirasi dari pelaksanaan uji coba ini. Termasuk dari orangtua siswa dan kelompok masyarakat.

"Kita nanti akan melihat, selama uji coba," ucap Irawati.

Perlu diketahui, di Banyumas terdapat ratusan madrasah diniyah dan TPQ. Sebagian besar melakukan pembelajaran agama pada sore hari.

Dikhawatirkan sekolah 5 hari untuk SD negeri akan mengganggu pembelajaran di madrasah diniyah dan TPQ. Pasalnya, belajar jadi makin padat.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya