Motota Lo Wapili, Kukisi Asali Mondo Hulondalo wau Sojarah Lio

Bolo walo rakyati Hulondalo mao, wapili botie ohubungan lio lo korajaan Inggris. Wapili botie dilelo mai lo walanda ode Hulondalo.

oleh Arfandi Ibrahim diperbarui 28 Okt 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2022, 07:00 WIB
Wapili
Wapili, kue tradisional Gorontalo. (Liputan6.com/ Arfandi Ibrahim)

Liputan6.com, Gorontalo - Kukisi Wapili, odito tau lo Hulondalo molanggulo. Dila bo ualolo u'biasa, kukisi utie maluo anggadu zamani lo porang dunia I wau o sojarah lio.

Bolo walo rakyati Hulondalo mao, wapili botie ohubungan lio lo korajaan inggris. Wapili botie dilelo mai lo walanda ode Hulondalo.

Momolu mai, kukisi botie hepohinda lio lo walanda de tahe pasiaria de bele limongolio.

Bohu lio kukisi botiye tanggu tangula Waffle, madelo budaya lo bangusa eropa. Huheo lio mao rakyati lo Hulondalo, malorubah tanggulio malali Wapili.

Rakyati lo Hulondalo lapatao loduduo lohuto kukisi Wafflel mondo bahani londo ilengi asali lo hulondalo. Sababu, momolu to Hulondalo dipoluwo bahani lo kukisi medelo masatia, madelo putito, pilitode, labu, pahangga.

Lapato ciloba lo rakyati lo Hulondali, kukisi wapili lowali. Model lio memangi madelo wafle, kukisi lo walanda. Laku lio madelo memang madelo wafle sakuliti modo bangusa ingusa ingris, beda lio bo to bahani.

Hasan Ibrahim, taua lo adati longaku, wanu kukisi wapili bohu lio ton hulondalo dilelo mai lo walanda. Kukisi wapili olo, osojarah lio, u masatia dadata tajamotota.

Sojarah lio, tau lo walanda longira kukisi wapili lingolio tila'o lo bangusa Hulondalo, sababu laku lo kukisi wapili sama lo Wafel odelelo mai limongolio.

"Walanda longira kukisi wapili pilohutu lo rakyati hulondalo botie, kukisi wafel," wale Hasan Ibrahim.

Todulahe boyito, rakyati lo hulondalo ilotulude lio lo ta'o kukisi. Patao, rakyati lo hulondalo iluluingio wau kue boyito dilelo lo walanda ode markas.

"Yilamita mola limongolio, tornyata kukisi boito ja wafela, bo model lio sama. Anggadu boitolo walalnda motohila lowapili. Wau rakyati lo hulondalo ilulungio mahilia lio," taubio.

 

Berita tersebut menggunakan Bahasa Gorontalo. Penggunaan bahasa daerah ini dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda dan perayaan Bulan Bahasa, menghargai keragaman Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut:


Mengenal Wapili, Kue Asal Gorontalo dan Sejarahnya

Kue Wapili, begitu masyarakat Gorontalo menyebutnya. Bukan sekadar camilan, kue yang sudah ada sejak zaman Perang Dunia I ini punya kisah sejarah yang unik.

Menurut warga setempat, Wapili lekat hubungannya dengan kebudayaan Inggris. Wapili sebagai kekayaan kuliner dibawa oleh tentara sekutu ke Gorontalo. Kue ini dahulu menjadi hidangan jamuan bagi orang Belanda yang kerap disajikan di rumah dinas mereka.

Awalnya kue ini bernama Waffle, seperti juga yang dikenal dalam kebudayaan orang Eropa. Namun, lambat laun masyarakat Gorontalo menyebutnya dengan nama Wapili.

Masyarakat Gorontalo kemudian mengadopsi Waffle dan mencoba merepresentasikan ulang kue tersebut melalui kearifan lokal setempat. Mengingat dahulu bahan-bahan masih sangat terbatas, orang Gorontalo membuat Wapili menggunanakan tepung beras, gula merah, santan, dan telur.

Hingga akhirnya kue tersebut pun jadi. Bentuknya memang seperti kue waffle khas negara Inggris yang bahan bakunya terbuat dari tepung terigu dan susu. Secara tampilan Waffle dan Wapili nyaris sama, hanya bahan-bahan pembuatannya saja yang berbeda.

Sejarawan Gorontalo, Hasan Ibrahim mengatakan, Waffle yang oleh masyarakat Gorontalo disebut Wapili pertama kali dibawa oleh Belanda saat mereka menduduki Gorontalo.

Ada cerita menarik yang disebut Hasan, pada saat itu Belanda sempat mencurigai bahwa orang-orang pribumi Gorontalo telah mencuri kue dari markas Belanda, saat mereka melihat Wapili di rumah-rumah pribumi. Lantaran bentuknya yang sangat mirip.

"Mereka tidak tahu bahwa kue tersebut dibuat oleh orang Gorontalo, sempat terjadi kekecauan waktu itu hanya karena gara-gara kue," kata Hasan

Bahkan, akibat salah paham itu, kata Hasan, tentara Belanda menangkapi orang-orang pribumi Gorontalo yang dicurigai telah mencuri kue Waffle.

"Ditangkaplah beberapa orang yang membuat kue ini beserta kue yang dibuatnya. Namun, setelah Belanda mencicipi, didapati bahwa kuat tersebut berbeda rasa dan teksturnya dengan kue mereka. Akhirnya, Belanda melepaskan mereka," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya