Angin Monsun Asia Jadi Penyebab Cuaca Kota Bandung Lebih Dingin, Kata BMKG

Menurut BMKG, kondisi ini disebabkan adanya cuaca ekstrem yang melanda kebanyakan wilayah di Indonesia, tanpa terkecuali di Kota Bandung.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 31 Des 2022, 13:58 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 13:58 WIB
Ilustrasi kedinginan. (sumber: freepik)
Ilustrasi kedinginan. (sumber: freepik)

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cuaca yang lebih dingin di Kota Bandung dalam sepekan ini. Diketahui, senumlah warga yang tinggal atau beraktivitas di Kota Bandung merasakan cuaca yang lebih dingin dari biasanya.

Menurut BMKG, kondisi ini disebabkan adanya cuaca ekstrem yang melanda kebanyakan wilayah di Indonesia, tanpa terkecuali di Kota Bandung.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kota Bandung Teguh Rahayu memastikan adanya cuaca ekstrem selama Nataru 2022-2023. Dalam data yang dirilis oleh BMKG, cuaca ekstrem ini diperkirakan berlangsung hingga 6 Januari 2023 mendatang.

Rahayu memaparkan, cuaca ekstrem yang terjadi pada Nataru 2022-2023 dipicu masih aktifnya Monsun Asia dan masih teridentifikasinya seruak dingin dan arus lintas ekuator. Termasuk juga masih aktifnya MJO + Kelvin + Rosby dan pola tekanan rendah Ex-Siklon Tropis Ellie di Australia.

Rahayu mengatakan, selama sepekan ke depan (periode 30 Desember 2022 hingga 6 Januari 2023), wilayah Jawa Barat masuk ke dalam status siaga dalam prakiraan berbasis dampak hujan lebat. Potensi hujan lebat ini juga disertai cuaca ekstrem dan angin kencang.

"Data BMKG juga menyampaikan ada awan cumulonimbus dengan persentase cakupan 75% selama 30 Desember 2022 hingga 6 Januari 2023. Hal ini terkait potensi cuaca penerbangan secara umum," ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (31/12/2022).

Adapun beberapa rekomendasi dari BMKG, antara lain mempersiapkan infrastruktur dan tata kelola sumber daya air, penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Kemudian, bagi pengguna kendaraan agar meningkatkan kewaspadaan sebagai salah satu upaya adaptasi dan mitigasi atas kondisi cuaca ekstrem tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya