Liputan6.com, Kupang - Bharada Bonifasius Jawa gugur tertembak anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Intan Jaya, Papua Tengah.
Anggota Brimob Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) itu tertembak saat Polres Intan Jaya dan pasukan Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz sedang melakukan pengamanan di Distrik Titigi, Papua Tengah, Rabu (22/11/2023).
Kepergian Bharada Bonifasius menyisakan kesedihan yang mendalam bagi keluarga.
Advertisement
"Awal dengar kabar saya tidak percaya, saat mendengar dan melihat langsung foto bahwa almarhum telah meninggal dunia. Saya telepon ke kampung semua sudah menangis," tutur Paman Bharada Bonifasius, Yoseph Marianus Dolu kepada Liputan6.com, Kamis (23/11/2023).
Yoseph terakhir kali berkomunikasi dengan keponakannya itu pada Senin (20/11/2023). Saat itu, Bonifasius sedang berulang tahun ke-22.
"Korban menghubungi terakhir saat ulang tahunnya kemarin dulu dan saya sempat sampaikan hati-hati di sana," ujar Yoseph.
Yoseph menuturkan Bonifasius merupakan anak sulung dari empat bersaudara. Keluarganya kerap memanggil Bonifasius dengan sebutan Boy.
"Anaknya penurut dan pekerja keras. Dia juga tidak pernah membantah dengan orang yang lebih tua," imbuh Yoseph.
Bonifasius menjadi polisi sejak 2021. Pria yang hobi bermain sepakbola itu sempat bertugas Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) dan Kabupaten Kupang sebelum akhirnya dikirim ke Papua.
Humoris dan Sayang Keluarga
Salah satu tetangga Bonifasius Jawa bernama Theresia Aurelia Wawo alias Ica (26) mengisahkan semasa hidupnya, Bonifasius dikenal dengan sosok yang humoris, baik dan punya perhatian tinggi dengan keluarga maupun tetangga.
"Kami tetangga rumah. Jadi kami akrab sekali sejak kecil karena dia itu humoris dan mudah bergaul dengan siapa saja," kisah Ica.
Bonifasius terakhir pulang ke kampung halamannya setelah lulus pendidikan Brimob pada pertengahan 2022. Sejak itu, dia kembali ke satuan tugasnya hingga dan tak pulang ke kampung halamannya.
"Sejak tugas di Papua, dia tidak pulang kampung," ceritanya.
Â
Kesedihan Ibunda
Bonifasius merupakan putra tunggal dari tiga bersaudara. Ayahnya bernama Dominikus Geu, sedangkan ibunya bernama Regina Kedhi. Pasangan suami istri ini, kesehariannya bekerja sebagai petani lahan kering.
"Dia punya adik kandung yang kedua baru tamat SMA, ketiga masih SMA. Kalau yang bungsu masih TK," ungkapnya.
Saat informasi kematian Bonifasius beredar, ibundanya menangis histeris dan pingsan berulangkali. Dia tak menyangka putra sulungnya harus menerima ajalnya diusia yang masih muda.
"Mamanya almarhum menangis sampai pingsan saat menerima kabar duka. Sampai saat ini, tidak bisa bicara dengan siapapun," katanya.
Sebelum tertembak, Bonifasius sempat memposting video berdurasi 30 menit di akun WhatsAppnya yang diedit dengan backround lagu Natal.
"Tidak ada pesan apa-apa, hanya dia posting video di akun WhatsAppnya dengan lagu Natal. Sedih sekali saat saya lihat postingannya," ungkapnya.
Advertisement