Silaturahmi Bareng Ulama, Mahfud MD Sambangi Ponpes di Sukabumi Sebut Bukan Safari Politik

Menkopolhukam Mahfud MD di hadapan ulama se-Sukabumi dan Cianjur, klaim bincang bareng ulama dan santri bukan kegiatan kampanye.

oleh Fira Syahrin diperbarui 29 Des 2023, 09:53 WIB
Diterbitkan 29 Des 2023, 09:48 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Menkopolhukam Mahfud MD mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu (27/12/2023).

Dalam acara yang dihadiri ulama dan insan pesantren dari Sukabumi dan Cianjur tersebut, Mahfud MD mengaku tidak sedang berkampanye untuk memuluskan jalannya di Pilpres 2024 mendatang. Dia memastikan, tidak ada bahasan sama sekali tentang kontestasi politik Pemilu 2024 dalam pertemuan tersebut. Seperti diketahui, Mahfud MD merupakan calon wakil presiden nomor 3 berpasangan dengan Ganjar Pranowo.

"Alhamdulillah tadi ini bukan forum kampanye dan saya tidak bicara apapun soal Pemilu 2024 satu kalimat pun ga ada tapi mereka para kiyai dan lain mendoakan seperti itu ya itu bukan kampanye namanya doa karena tidak mengarahkan orang," kata Mahfud MD, kepada awak media.

Dalam pertemuan yang bertajuk Silaturahmi Mama Sepuh dan Ajengan Anom se-Sukabumi Raya dan Cianjur tersebut, Mahfud menyampaikan, kegiatan itu hanya menyampaikan pesan nasionalisme, Bhinneka Tunggal Ika, dan kehidupan berkebangsaan dalam kacamata Islam.

"Saya menghadiri halaqah kebangsaan. Halaqah-halaqah tentang bangsa kita salah satu hal penting yang saya katakan keislaman dan keindonesiaan itu menyatu artinya Islam di Indonesia itu harus ikut nasionalisme Indonesia dan Indonesia mengakui adanya Islam," ungkap dia.

Menurutnya, pondok pesantren memiliki dua cara berpolitik yaitu tingkat atas atau inspiratif kemudian tingkat bawah atau politik praktis dan elektoral. Lembaga pendidikan keagamaan itu, kata Mahfud, berisi sebagian besar orang dengan kemampuan kecerdasan emosional yang baik sehingga dapat menentukan pilihan yang baik juga dalam memilih kepemimpinan negara.

"Saya berbicara politics high (tinggi), bahwa pesantren itu belajar politik. Yakni fiqih siasyah (fiqih politik) yang berbicara nilai-nilai politik yang baik, nilai mencintai nilai-nilai tanah air. Pesantren ini memiliki hati nurani untuk memilih yang benar dan baik, sehingga saya tidak perlu mengatakan hai pesantren pilih A, pilih B, dan pilih C," imbuhnya.

 

Pimpinan Pondok Berpesan Pimpinan Negara Harus Ingat kepada Ulama

Menkopolhukam Mahfud MD mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).
Menkopolhukam Mahfud MD mengunjungi Pondok Pesantren Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Sementara itu pimpinan Nurul Hidayah Tahfidzul Qur'an, KH Ujang Jamaludin menuturkan, Mahfud MD merupakan politikus sekaligus profesor yang datang dari kalangan santri. Menurutnya latar belakang itu, yang dinilai patut mendapat dukungan pergerakan politik.

Dia juga berpesan, kepada pria yang saat ini masih menjabat sebagai Menkopolhukam tersebut apabila kelak menjabat Wakil Presiden agar mengingat pada ulama, dan bisa istiqomah menjaga amanah sebagai pemimpin.

"Jadi sangat perlu kita dukung, beliau ini berlatar belakang Santri dan pondok pesantren ini baru kali ini kehadiran oleh calon wakil presiden. Kita doakan apa yang dicita-citakan Prof, bisa terkabul. Setelah jadi, jangan sampai jadi ban serep dan harus ingat pada ulama," ungkap KH Ujang Jamaludin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya