Mengenal Putra Papua yang Pernah Tugas Khusus Meredakan Kerusuhan

Paulus Waterpouw adalah salah satu dari sedikit putra Papua yang sukses mencapai pangkat bintang tiga polisi. Ia pernah mendapat tugas khusus ketika terjadi kerusuhan rasial di sejumlah kota di Papua.

oleh Katharina Janur diperbarui 25 Apr 2024, 18:36 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2024, 18:36 WIB
Papua
Paulus Waterpouw sangat memperhatikan anak-anak Papua, selalu menyempatkan waktu menyapa anak-anak agar mereka termotivasi untuk kehidupan lebih baik. Foto: liputan6.com/Katharina Djanur 

Liputan6.com, Jayapura - Paulus Waterpauw menjadi salah satu pembuat sejarah karir orang asli Papua di negeri ini. Karirnya tidak hanya cemerlang di kepolisian, namun juga berkibar di pemerintahan sipil. Dia dilantik menjadi Penjabat Gubernur Papua Barat 12 Mei 2022 lalu oleh Mendagri Jenderal (Pur) Tito Karnavian mewakili Presiden Joko Widodo.

Ia menjadi penjabat gubernur Papua Barat menggantikan Dominggus Mandacan dan wakilnya, Muhammad Lakotani.

Saat itu ia menyebut bahwa sebagai putra Papua akan mengedepankan komunikasi kemanusiaan untuk mencapai kemajuan.

“Sebagai anak asli Papua, kita harus berpikir yang lebih kreatif. Tunjukan bahwa Tanah Papua berbeda cara pandangnya," kata Waterpauw.

Sebelum masuk masa pensiun dengan pangkat Komisaris Jenderal Polisi, ia menjabat sebagai Kabaintelkam Polri. Ini pertama kalinya seorang asli Papua mencapai jabatan tertinggi di bawah Kapolri

Tahun 2015-2017, Waterpouw menjadi Kapolda Papua setelah sebelumnya menjadi Kapolda pertama di Papua Barat 2014-2015. Dari Papua, Paulus Waterpauw pindah ke Sumatera Utara menjadi Kapolda 2017-2018.

 

 

 

 

 

 

 

 

Kerusuhan Etnis

Papua
Paulus Waterpouw, saat menjabat sebagai Deputi Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan Perbatasan BNPP dan bertemu masyarakat Papua. Foto: liputan6.com/Katharina Janur

Siapa sangka jika tabun 2019 ia harus kembali ke Papua . Saat itu terjadi kerusuhan rasial di Papua. Wamena, Jayapura dan Timika benar-benar rusuh dan chaos.

"Saat itu saya masih menjabat Analis Kebijakan Utama bidang Sespimti Sespim Lemdiklat Polri," katanya.

Karena kerusuhan itu, ia dipercaya untuk meredam dan mendinginkan situasi. Latar belakang intelijen dan kemampuannya berkomunikasi benar-benar eiuji.

"Dengan kebijakan yang di luar kebiasaan, semua bisa diatasi. Tentu dengan kearifan dan budaya lokal sehingga masyarakat percaya," katanya.

Paulus Waterpauw adalah orang Papua pertama yang menjadi inspektur upacara di Istana Negara saat peringatan HUT-61 RI tahun 2006, zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

‘’Hanya orang pilihan yang bisa menjadi inspektur upacara di Istana Negara. Biasanya mereka punya prestasi cemerlang dan calon pemimpin masa depan," kata salah seorang jurnalis senior Papua.

 

Usai Pensiun, Mau Apa?

Waterpouw bercerita, saat usia 7 tahun ia diajak merantau. Ia ditemani pamannya, Johanes Sapaeluwakan dan Faulina Berta Wattimena. Mereka menempuh perjalanan laut ke Surabaya. Di kota inilah ia belajar tentang hidup dan akhirnya mengantarnya menjadi seorang perwira tinggi polisi.

Paulus Waterpouw muda aktif kegiatan pemuda di Gereja. Dari hobi olah raga volley dan kesibukannya di gereja itu, terjalin pergaulan luas dan produktif.

"Saya sangat senang menyanyi. Lagu kesenangan saya berjudul Air Susu Mama. Ini karena saya sangat sayang kepada Mama. Beliau wafat saat saya menjadi taruna tingkat II di Akmil," katanya.

Ia selalu ingat nasihat mamanya. Laki-laki harus kuat karena menjadi tulang punggung keluarga dan pelindung bagi adik-adik.

"Ini bukan pemikiran misoginis, tapi mengajarkan tanggung jawab," katanya.

Setelah pensiun, ternyata banyak yang berharap Paulus Waterpauw masuk bursa calon Gubernur Papua. Saat ini nama lain yang sudah beredar ada mantan Wali Kota Jayapura, Benhur Tommy Mano, mantan Ketua DPR Papua, Yunus Wonda, mantan Bupati Jayapura, Mathius Awoitouw.

Yones Wenda, salah satu tokoh agama di Papua, menyebut Paulus Waterpauw cocok menjadi Gubernur Papua. Apalagi ia berpengalaman sebagai Penjabat Gubernur di Papua Barat.

“Dia sangat paham situasi kondisi Papua, kalau beliau jadi gubernur itu lebih bagus," kata Yones Wenda.

Menurut Yones Wenda, sebagai putra asli Papua dan berdasarkan pengalamannya, situasi keamanan yang panas di Papua bisa direda dan diatasi.

Sementara itu, Ketua Badan Musyawarah Majelis Rakyat Papua, Franklin Domena memastikan calon kepala daerah yang maju adalah putra-putri terbaik anak bangsa di tanah Papua. Hal lain yang harus dihormati untuk maju sebagai kepala daerah di tanah Papua adalah amanat UU Otsus Papua yang sudah jelas dan tegas mengatur sebagai ruang bagi hak Orang Asli Papua.

“Jika ada anak-anak Papua yang punya kepemimpinan baik, bekerja baik, serta berkorban untuk masyarakat, maka bisa menjadi gubernur di tanah Papua,” kata Franklin.

Anggota Komisi I DPR Papua, Yonas Nusi menyebut jika ada orang Papua yang berani maju sebagai cagub harus diberikan apresiasi.

"Provinsi Papua ini siapa saja bisa maju sebagai cagub, entah dia dari utara atau pegunungan," katanya.

Atas isu ini, Paulus Waterpouw belum menyatakan sikapnya. Apakah ia akan ikut kontestasi atau tidak.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya