Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan rawan tekanan pada perdagangan saham menuju akhir pekan ini. Tekanan tersebut terjadi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) dari investor.
Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi menerangkan, pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup menguat 24,85 poin atau 0,47 persen ke level 5.299,22.
"Sebagian besar sektor menguat kecuali perbankan pasca keluarnya kinerja laporan keuangan tengah tahun yang rata-rata masih di bawah target perseroan," kata dia di Jakarta, Jumat (29/7/2016).
Advertisement
Dia menambahkan, penguatan IHSG pada perdagangan kemarin sejalan dengan aksi beli investor asing. "Tercatat net buy investor asing sebesar Rp 544,82 miliar," ujar dia.
Sementara, Bursa Asia mayoritas melemah. Pelemahan tersebut karena keluarnya data investasi Jepang. "Bursa Asia ditutup mayoritas melemah menjelang perdagangan akhir pekan. Data komposisi investasi investor asing di Jepang kian menurun menjadi penekan bursa saham di Jepang," tutur dia.
Baca Juga
Untuk perdagangan hari ini, Lanjar memperkirakan IHSG akan rawan tekanan karena adanya aksi ambil untung dari investor. Perhatian pelaku pasar masih tertuju pada laporan keuangan emiten untuk periode kuartal kedua atau semester pertama.
Lanjar memperkirakan, IHSG akan bergerak pada support 5.180 dan resistance 5.300.
PT Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG bergerak variatif. IHSG akan bergerak pada support 5.225 dan resistance 5.328 Sinarmas Sekuritas merekomendasikan PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Ace Hardware Tbk (ACES).
Untuk diketahui, pada perdagangan Kamis, 28 Juli 2016 kemarin, IHSG mampu berakhir di zona hijau. Pada penutupan perdagangan saham, IHSG naik 24,85 poin atau 0,47 persen ke level 5.299,21. Indeks saham LQ45 menguat 0,32 persen ke level 913,70. Sebagian besar indeks saham acuan menguat kecuali indeks saham Pefindo25 melemah 0,28 persen.
Ada sebanyak 196 saham menghijau sehingga mendorong IHSG berbalik arah sehingga akhirnya menguat. Sedangkan 125 saham melemah dan 84 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham sangat ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 309.225 kali dengan volume perdagangan 7,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 8,6 triliun.