Ketegangan Diplomatik AS dan China Mereda, Bursa Asia Bervariasi

Pelaku pasar menilai bursa Asia dapat mencatatkan penguatan pada perdagangan saham awal pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Des 2016, 08:36 WIB
Diterbitkan 19 Des 2016, 08:36 WIB

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada awal pekan ini usai China sepakat untuk mengembalikan drone Amerika Serikat (AS). Hal itu meredakan kekhawatiran meningkatnya ketegangan diplomatik antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.

Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,1 persen usai turun ke level terendah pada akhir pekan lalu. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,1 persen.

Indeks saham Australia menguat 0,4 persen pada 08.31 waktu Tokyo. Sedangkan indeks saham Selandia Baru mendaki 0,5 persen.

Pasar keuangan kembali berisiko pada akhir pekan lalu usai kapal perang Angkatan Laut China telah menyita drone AS di perairan internasional Laut China Selatan.

Indeks saham Dow Jones melemah 0,04 persen menjadi 19843. Indeks saham S&P 500 susut 0,18 persen ke level 2.258,07. Kekhawatiran terhadap ketegangan diplomatik mereda usai China akan kembalikan drone tersebut berimbas ke bursa Asia.

"Saya pikir tren pasar akan terus berlanjut. Harga saham akan menguat lebih tinggi demikian juga imbal hasil surat utang atau obligasi. Dolar Amerika Serikat akan tetap kuat. Jadi pertanyaan kunci adalah apakah Dow Jones akan sentuh 20.000," ujar Koichi Yoshikawa, Direktur Standard Chartered Bank, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (19/12/2016).

Di pasar surat utang, imbal hasil surat berharga Amerika Serikat (AS) bertenor 10 tahun berada di kisaran 2,579 persen. Angka itu mendekati imbal hasil surat berharga AS bertenor dua tahun di kisaran 2,641 pada Kamis pekan lalu.

Seiring imbal hasil surat berharga AS meningkat juga mengangkat dolar AS. Pada pekan lalu, indeks dolar AS sentuh level tertinggi dalam 14 tahun menjadi 103,56 terhadap sejumlah mata uang.

Sedangkan euro berada di kisaran US$ 1,0451. Posisi itu menguat dari level pekan lalu di kisaran US$ 1,0366. Harga minyak Brent naik 0,2 persen menjadi US$ 55,34 per barel. Sedangkan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) naik 0,3 persen ke level US$ 52.06 per barel.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya