IHSG Memerah Terpicu Pelemahan Seluruh Sektor Saham

IHSG sempat berada di level tertinggi 5.293,081 dan terendah 5.283,631.

oleh Nurmayanti diperbarui 20 Jan 2017, 09:15 WIB
Diterbitkan 20 Jan 2017, 09:15 WIB

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada awal perdagangan di akhir pekan ini.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Jumat (20/1/2017), IHSG turun 8,38 poin atau 0,16 persen ke level 5.209,5. Indeks saham LQ45 juga merosot 0,28 persen ke level 884,02. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Pada pembukaan IHSG pukul 09.00 WIB, IHSG memerah 9,1 poin atau 0,17 persen ke level 5.289,8.

Ada sebanyak 58 saham menguat, sedangkan 53 saham melemah dan 104 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.293,081 dan terendah 5.283,631.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 6.525 kali dengan volume perdagangan 328,5 juta saham. Nilai transaksi harian Rp 116,4 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual di pasar reguler Rp 21,13 miliar. Posisi dolar AS di kisaran Rp 13.376.

Secara sektoral, seluruh sektor saham melemah terutama infrastruktur yang susut 0,72 persen dan sektor saham aneka industri 0,51 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham DEWA naik 14,81 persen ke level Rp 63 per saham, saham IKAI menanjak 13,41 persen ke level Rp 93 per saham, dan saham RODA menanjak 484 persen ke level Rp 10 per saham.

Sementara saham-saham yang tertekan antara lain saham WAPO merosot 8,70 persen ke level RP 21 per saham, saham CANI tergelincir 13,07 persen ke level Rp 665 per saham, dan saham GPRA turun 5,15 persen ke level Rp 184 per saham.

Dikutip dari riset DBS, IHSG bergerak menguat (+0.08%) ke level 5298.95 pada penutupan perdagangan hari Kamis dipengaruhi sentimen rilis BI 7-Day (Reverse) Repo. Nilai transaksi mencapai Rp 5.761 triliun. Investor asing net buy Rp 182 miliar.

Imbal hasil obligasi pemerintah 10Y naik ke level 7.57. Rupiah stabil pada level Rp 13,377 per US$.

BI mempertahankan suku bunga utamanya sebesar 4,75 persen pada 19 Januari 2017 seperti yang diharapkan, yang bertujuan untuk melindungi terhadap risiko keuangan global termasuk arus keluar modal dan tekanan inflasi dari harga pangan dan utilitas yang lebih tinggi.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG terlihat masih betah berada dalam rentang konsolidasi wajar.

Pergerakan IHSG, menurut William masih akan ditopang oleh kondisi ekonomi yang stabil tercermin dari Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate tetap di 4,75 persen. Selain itu, aliran dana investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia.

"Level support bertahan cukup kuat di level 5.221 dan terlihat masih akan cukup kuat teruji. Sedangkan target resistance yang perlu ditembus berada di level 5.336 wajib bertahan di atas level tersebut untuk dapat menggeser rentang konsolidasi ke arah naik," ujar William dalam ulasannya.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya