Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat pada perdagangan Kamis pekan ini. Penguatan bursa Asia mendapatkan sentimen dari bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve yang optimistis terhadap ekonomi AS. Namun, the Fed tidak memberikan sinyal segera naikkan suku bunga.
Ekonomi AS membaik dan aset berisiko mendukung pasar. Namun ketidakpastian dan kekhawatiran presiden AS Donald Trump menjadi pertimbangan.
"Dengan banyak anggota kabinetnya yang belum disetujui termasuk Menteri Keuangan, pernyataan sesekali Trump dan tweetsnya hanya satu-satunya menjadi petunjuk pasar mengenai pemerintahan baru AS saat ini," ujar Shuji Shirota, Kepala Riset HSBC di Tokyo, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (2/2/2017).
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut ia menuturkan, pasar akan terus didorong oleh apa yang Trump katakan. Sentimen the Fed dan kebijakan Trump membayangi bursa Asia. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,2 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,05 persen.
The Fed mempertahankan suku bunganya dalam pertemuan sejak Trump menjabat. Bank sentral AS itu juga masih akan menunggu melihat kemungkinan dampak dari kebijakan ekonomi Donald Trump.
"Kami sudah menunggu kenaikan suku bunga the Fed pada Juni, dan tidak ada kenaikan pada Maret," ujar Shirota.
Dengan sentimen the Fed itu membuat imbal hasil surat berharga AS bertenor 10 tahun turun 2,473 persen dari level tertingginya 2,518 persen.
Di pasar uang euro berada di kisaran US$ 1,0764. Dolar AS diperdagangkan 113,28 terhadap yen. Indeks dolar AS berada di kisaran 99,75 usai tergelincir hampir empat persen.
Di pasar komoditas, harga minyak berjangka AS turun 0,6 persen menjadi US$ 53,53 per barel. Adanya kekhawatiran geopolitik usai Iran menegaskan uji coba rudal balistik mempengaruhi harga minyak.