Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat ke level tertinggi usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga. Â Selama perdagangan, harga emas sempat melemah imbas penguatan dolar AS. Data ekonomi AS positif mendukung penguatan dolar AS.
Harga emas untuk pengiriman April naik di atas US$ 1.210 usai pengumuman the Fed. Harga emas kontrak sempat berada di level US$ 1.208,30 per ounce sebelum pengumuman the Fed, kemudian turun US$ 3,10 atau 0,3 persen.
Sepanjang Januari, harga emas telah naik 5,2 persen, dan merupakan penguatan terbesar sejak Juni. Sedangkan harga perak turun 9,3 sen atau 0,5 persen menjadi US$ 17,45 per ounce.
Advertisement
Baca Juga
Hasil pertemuan bank sentral AS mempengaruhi gerak harga emas. The Fed tetap mempertahankan suku bunga di kisaran 0,5 persen-0,75 persen. Pada Desember 2016, the Fed memberikan sinyal untuk menaikkan suku bunga sebanyak tiga kali pada 2017. Sedangkan pasar mengharapkan dua kali, dan kenaikan suku bunga pertama terjadi pada Juni 2017.
"Pernyataan the Fed antiklimaks. FOMC berusaha berada di tengah, tidak menawarkan kebijakan agresif maupun lembut," ujar Brien Lundin Editor Gold Newsletter seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (2/2/2017).
Ia menambahkan, the Fed cenderung menunggu, dan tak ingin membuat perubahan hingga melihat langkah presiden Donald Trump soal kebijakan fiskal dan dampaknya terhadap ekonomi. "Hasil pertemuan the Fed mendukung emas dan saham dari sebelumnya tertekan," kata dia.
Sedangkan indeks dolar AS sempat menguat terhadap enam mata uang utama lainnya. Pergerakan dolar AS dapat mempengaruhi komoditas berdenominasi dolar AS. Â Pada pekan ini, investor juga akan mencermati data tenaga kerja dan pertumbuhan upah.