Incar Dana Segar, 2 Emiten Bank Lepas Saham Baru

Analis menilai emiten bank melakukan rights issue untuk meningkatkan modal.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Mar 2017, 13:27 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2017, 13:27 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Emiten tampaknya beramai-ramai mengeluarkan saham baru dengan penawaran terbatas atau rights issue pada awal 2017. Kali ini, dua emiten bank mengincar dana dari pasar modal dengan rights issue.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Senin (13/3/2017), PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) melakukan rights issue dengan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HHMETD) atau rights issue dengan melepas sebanyak-banyaknya 8,23 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250.

Jumlah itu 48,47 persen dari jumlah saham beredar. Perseroan menawarkan harga rights issue sekitar Rp 250 per saham. Total dana yang akan diterima perseroan dalam rights issue ini sekitar Rp 2,05 triliun.

Dalam pelaksanaan rights issue tersebut, setiap pemegang 1 juta saham lama perseroan yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada 28 April 2017 berhak atas sekitar 940.458 HMETD. Setiap satu satu HMETD berhak untuk membeli satu saham baru.

Dana hasil rights issue itu antara lain digunakan untuk memperkuat struktur permodalan. Perseroan akan meningkatkan aset produktif dalam bentuk penyaluran kredit. Ada pun jadwal pelaksanaan rights issue antara lain pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 17 April 2017. Kemudian periode periode perdagangan HMETD pada 3 Mei-9 Mei 2017.

Kemudian PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO) akan mengincar dana segar dari pasar modal lewat rights issue. Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,69 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah saham yang ditawarkan itu 50,19 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan.

Perseroan akan menggunakan dana rights issue untuk memperkuat struktur permodalan. Bagi pemegang saham yang tidak melaksanakan rights issue akan terkena dilusi kepemilikan maksimum sebesar 33,42 persen. Untuk melakukan rights issue ini, perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 12 April 2017.

Analis PT NH Korindo Sekuritas Bima Setiaji menuturkan, sejumlah emiten bank akan rights issue pada 2017. Langkah bank mencari dana lewat pasar modal itu meningkatkan cadangan. "Mereka (bank) kejar kenaikan modal untuk pindah buku (bank umum kelompok usaha). Misalkan Bank Agro yang ingin naik ke buku 3," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Senin (13/3/2017).

Lebih lanjut ia menuturkan, penambahan modal lewat rights issue ini lebih baik ketimbang menerbitkan obligasi atau surat utang. Hal itu lantaran pasar obligasi juga dibayangi rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve. Selain itu, saat pelaksanaan rights issue biasanya juga sudah memiliki standby buyer atau pembeli siaga.

Bima menuturkan, untuk mengeksekusi rights issue tersebut, pemegang saham dapat mencermati tujuan penggunaan dana rights issue. Ia menuturkan, pengunaan dana rights issue untuk ekspansi lebih baik ketimbang restrukturisai utang.

Ada pun pada perdagangan saham sesi pertama Senin pekan ini, saham PT Bank QNB Indonesia Tbk naik 5,26 persen ke level Rp 280 per saham. Sedangkan saham AGRO stabil di kisaran Rp 900 per saham.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya