Investor Tunggu Testimoni Janet Yellen, Bursa Asia Naik Tipis

Penguatan Bursa Asia senada dengan Wall Street.

oleh Nurmayanti diperbarui 11 Jul 2017, 08:31 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2017, 08:31 WIB
Bursa Saham Asia 6
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia menguat tipis bersamaan dengan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Pemicunya, investor yang tengah menunggu kesaksian Gubernur Federal Reserve Janet Yellen, yang akan menjadi petunjuk jika bank sentral AS akan kembali memperketat kebijakan moneternya.

Melansir laman Reuters, Selasa (11/7/2017), indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang beberapa poin lebih tinggi pada awal perdagangan, dengan sentimen kenaikan saham teknologi yang mengangkat Wall Street. Sementara indeks Nikkei saham Jepang naik 0,1 persen, dan saham Australia tergelincir 0,2 persen.

Di sisi lain, indeks dolar yang membandingkan nilai tukar greenback terhadap enam mata uang lainnya, naik 0,1 persen menjadi 96,094 DXY menjelang kesaksian semi tahunan Yellen perihal kebijakan moneter pada pekan ini.

"Normalisasi kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang hampir terjadi, The Fed akan mulai menyusutkan neraca pada bulan September, meski ini tidak berarti akan ada penundaan kenaikan suku bunga," kata Masafumi Yamamoto, Kepala Strategi Valas Mizuho Securities di Tokyo.

Dia mengatakan, kini dolar mendapatkan dukungan positif, dan membatasi downside-nya saat ini. "Saya pikir Yellen akan mengonfirmasi kenaikan suku bunga akan datang, dan neraca susut itu akan datang," dia menambahkan.

Sebelumnya, Wall street menguat dipimpin saham teknologi terpicu optimisme investor menjelang laporan perolehan laba perusahaan. Indeks teknologi S&P 500 tercatat naik 0,8 persen, diikuti dengan kenaikan 0,6 persen pada indeks materials.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 5,82 poin atau 0,03 persen menjadi 21.408,52. Sementara indeks S&P 500 naik 2,25 poin, atau 0,09 persen ke posisi 2.427,43 dan Nasdaq Composite bertambah 23,31 poin atau 0,38 persen, ke 6.176,39.

Perusahaan teknologi diharapkan memiliki pertumbuhan pendapatan terkuat pada kuartal kedua, menurut data Thomson Reuters.

 

Tonton video menarik berikut ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya